Stres, Pintu Gerbang Masuknya Penyakit

Stres merupakan bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Stres juga dikenal sebagai “silent killer” karena secara diam-diam menjadi pintu gerbang atau pemicu penyakit.

Di zaman sekarang, banyak orang yang setiap harinya mengalami stres karena tuntutan pekerjaan atau sekedar hidup untuk bertahan hidup dari makanan.

Gagasan bahwa stres adalah penyebab segala penyakit telah mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir.

Meski pernyataan ini terkesan berlebihan, namun hubungan antara stres dan kesehatan menunjukkan bahwa memang ada hubungan yang mendalam di antara keduanya.

Faktanya, diperkirakan 90 persen dari seluruh kunjungan ke dokter berhubungan dengan stres, yang menunjukkan bahwa stres adalah penyebab banyak penyakit.

Selama bertahun-tahun, lebih banyak penelitian menunjukkan bahwa stres tidak hanya menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit, tetapi juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan.

Secara umum stres dapat mengganggu keseimbangan alami tubuh. Saat Anda mengalami stres, tubuh Anda melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Dampak stres terhadap kesehatan tidak dapat disangkal, dengan banyak penelitian yang menghubungkan stres kronis dengan berbagai kondisi.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan stroke.

Stres kronis dapat merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat orang lebih rentan terhadap infeksi dan gangguan autoimun.

Saat Anda stres, tekanan darah Anda meningkat, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular Anda dan meningkatkan peluang Anda terkena penyakit jantung.

Selain itu, stres dapat mengganggu metabolisme glukosa, menyebabkan resistensi insulin, dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, stres dapat mengubah ekspresi gen yang terlibat dalam pertumbuhan dan pembelahan sel, sehingga menyebabkan kanker.

Stres telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top