Soal Narasi Tak Ada Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Romo Magnis Singgung agar Tak Diganggu DPR

Jakarta, virprom.com – Profesor Filsafat STF Driyarkara Franz Magnis Suseno menyoroti keinginan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, untuk menyatukan seluruh partai politik di pemerintahan.

Franz Magnis Suseno alias Romo Magnis menilai langkah tersebut hanya agar pemerintahan Prabowo-Gibran tidak mendapat masalah dengan DPR.

Romo Magennis merefleksikan bagaimana Indonesia ke depan menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan sengketa pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang diajukan calon (Paslon) nomor urut 1. Ditolak. Dan 3.

“Dari media saya tahu trennya semua partai bersatu mendukung pemerintahan baru, pemerintahan Prabowo. Bisa jadi PKS dan mungkin PDI-P tidak ikut. 80 persen, dalam pemaparannya pada “Dialog Nasional: Sentimen, Harapan dan Tantangan Indonesia Pasca Pemilu” di Jakarta Timur, Senin (29/29), Pastor Magennis mengatakan, “Pemerintah tidak khawatir terhadap DPR”. ).

Baca juga: Keadilan Sosial Jadi Tantangan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Romo Magnis: Ada Persepsi Indonesia Milik Mereka yang Berada di Atas

Bahkan, Romo Magnis menilai kinerja DPR selama ini sangat memalukan.

Lebih lanjut, ia mengaku belum mendengar pertanyaan DPR terkait proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang dikabarkan bermasalah.

“Kalau soal DPR, yang saya tahu, DPR selama ini sudah memalukan. Dalam semua debat pra-pemungutan suara yang berlangsung cukup intens dan penting, saya tidak mendengar satu pun suara keterlibatan DPR dalam hal itu” kata Pastor Magennis.

Ia pun mempertanyakan kinerja DPR yang menurutnya tidak mewakili rakyat.

Baca juga: Kekuatan oposisi masih dibutuhkan…

Menurut Pastor Magnis, DPR sebenarnya sedang sibuk memikirkan bagaimana cara merebut kembali ibu kota sebagai calon legislatif.

“Mereka mewakili siapa? Paroki Jan Pratinidhi. Tentu saja kalau masuk DPR harus bayar Rp 5.000 sampai Rp 10.000 juta, jangan dikira dia peduli dengan yang kecil-kecil,” tuturnya.

“Saya tidak bilang dia korup, tapi yang pasti dia memikirkan bagaimana cara mengembalikan uang itu. Uangnya Rp 5 miliar. Kebanyakan dari kita hanya punya uang Rp 5 juta, kita hampir tidak pernah mengeluarkannya secara fisik. Coba lihat, apalagi seribu kali 5 juta rupee. “Cuma Rp 5 miliar,” kata Romo Magnis lagi.

Lebih lanjut, dia mengakui saat ini terdapat ekspektasi tinggi dari dua partai politik yang akan menjadi penentang pemerintahan Prabowo-Gibran, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PDI Perjuangan.

“Kita juga lemah karena partai kita tidak punya profil ideologi. Mungkin PKS punya sedikit, PDI-P juga sulit dirumuskan, Sukarno, tapi tidak lebih dari itu. Selebihnya hanya ikut dinasti,” ujarnya. Pastor Magnes. ,

Baca juga: Kekuatan Koalisi Vs Oposisi Jika PDI-P dan PKS Tak Dekati Prabowo-Gibran

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua MPR Bambang Sosatyo mengaku tak ingin ada oposisi di pemerintahan mendatang.

Golkar dinilai menjadi salah satu partai politik pengusung pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu berharap Prabowo bisa merangkul semua partai di Pilpres 2024.

Menurutnya, demokrasi gotong royong sangat diperlukan bagi pemerintahan masa depan.

“Dan tidak perlu ada protes lagi. Saya mendukung Pak Prabowo untuk merangkul semua parpol dan bersatu membangun bangsa ini ke depan,” kata Bamsoet.

Baca juga: Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia dengan Jargon “Perubahan”, Seharusnya Anda Jadi Oposisi. Dengarkan pilihan berita dan headline terkini kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top