Sehatkah Menyalurkan Kesedihan dan Amarah ke Olahraga?

JAKARTA, virprom.com – Beberapa orang saat sedang patah hati menyalurkan kesedihan dan amarahnya melalui olahraga.

Mulai dari lari, bersepeda, panjat tebing, hingga mendaki gunung, bisa kita lakukan untuk menghibur diri dan membakar energi.

Namun ketika perasaan sedih dan marah sudah tidak bisa lagi dibendung, apakah aman untuk melepaskan semuanya dan berolahraga?

Baca juga: Strava Jockeys Banyak Dibicarakan, Kenapa Orang Lakukan Sesuatu Demi Media Sosial? Hati-hati, berolahraga karena FOMO tidak baik untuk kesehatan mental Anda. Berlatihlah mengelola emosi Anda

Apalagi ketika perasaan sedang campur aduk dan bisa membingungkan orang.

“Namanya (merasa) sakit hati, jadi bisa diatasi lewat terapi, konseling, atau berdamai. Banyak cara untuk menghadapinya dan tidak lari,” kata psikolog sekaligus Ketua Lembaga Konsultan Psikologi M.eureka de Meity Arianty STP., M.Psi saat dihubungi melalui virprom.com, Senin (07/1). 08/2024).

Menurutnya, setiap orang punya cara masing-masing untuk memulihkan rasa sakit hati.

Namun, melakukan aktivitas seperti olahraga tidak akan menyembuhkan perasaan tersebut sepenuhnya, melainkan hanya sementara.

Karena penyembuhan perasaan sakit hati yang sebenarnya melibatkan penerimaan situasi atau mengungkapkannya dalam sesi terapi atau konseling.

“Di sisi lain, aktivitas fisik baik untuk kesehatan. Namun hal ini dilakukan bukan untuk menghindari sesuatu, karena kegiatan tersebut dilakukan secara efektif, dengan penuh kesadaran kesehatan,” kata Meity.

Baca juga: Membual Tentang Olahraga di Media Sosial, Normalkah? 10 Cara Mengendalikan Amarah yang Meningkat

Di sisi lain, psikolog klinis sekaligus pendiri Cup of Stories Fitri Jayanthi, M.Psi. menambahkan bahwa olahraga adalah bagian dari mekanisme penanggulangan.

Mekanisme koping merupakan cara untuk mengatasi kecemasan atau stres agar tidak berlanjut.

Mekanisme coping tidak terjadi secara spontan, melainkan karena kesadaran penuh bahwa masyarakat melakukannya karena dua alasan, jelas Fitri, Senin.

Pertama, orang menggunakan mekanisme coping untuk mengekspresikan emosi yang mereka rasakan.

Cara mengungkapkannya sangat beragam, mulai dari berolahraga, melukis, membuat jurnal, atau menulis di jurnal.

Kedua, menyelesaikan masalah dengan mengubah sesuatu, menerima suatu kondisi atau keluar dari situasi tersebut, lanjut Fitri.

Menurutnya, disorientasi tidak akan menyebabkan seseorang membahayakan dirinya saat berolahraga.

Sebab olahraga merupakan kegiatan yang memerlukan kesadaran penuh.

Baca juga: Patah Hati Sebelum Menikah? Inilah 6 Cara Ampuh Mengatasi Cinta 8 Cara Ampuh Mengatasi Masalah Patah Hati

Secara sadar, seseorang ingin berlatih mengungkapkan perasaan sedih dan marah atas patah hati alih-alih tersesat di dalamnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top