JAKARTA, virprom.com – Plt Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomulango mengaku sedih dengan kasus etik penangkapan wakilnya Nural Ghofron.

Ghofron sedang menjalani persidangan etik karena diduga menggunakan pengaruhnya terhadap pejabat Komentan untuk memindahkan staf.

“Saya rasa saya kurang nyaman menjadi pimpinan lembaga ini,” kata Nawawi, Kamis (16 Mei 2024) di Gedung Lama KPK, Jakarta Selatan.

Baca juga: Dewas KPK: Nurul Ghafroon adalah Teman Istri Pegawai yang Dimutasi di Kementerian Pertanian.

“Sayang sekali,” kata Navawi.

Navavi mengaku prihatin dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menghadapi pelanggaran etik. Namun status KPK semakin terpuruk setelah mantan Ketua KPK Fili Bahuri menjadi tersangka korupsi.

Menurut Nawawi, Komisi Pemberantasan Korupsi tidak boleh mengangkat isu-isu seperti pelanggaran etika terhadap jurnalis.

“Daripada memamerkan kiprah kita dalam memberantas korupsi, justru kita menunjukkannya kepada masyarakat,” kata Navavi.

Ghafron menjadi pusat kasus di Divas. Ia diduga menggunakan pengaruhnya untuk melakukan mutasi pegawai di Kementerian Pertanian atau yang dikenal dengan ADM.

Baca juga: 5 Poin Terkait Pertemuan Moral Wakil Ketua KPK Noor al-Ghaferon

Menurut Ghofron, peristiwa yang menjadi bahan laporan moral itu terjadi pada Maret 2022.

Saat itu, ada pegawai Kementerian Pertanian yang disingkat ADM yang mengajukan permohonan pemindahan tersebut, namun meski sudah sesuai aturan, namun tidak disetujui. Dia ingin tinggal di Malang bersama suami dan anak-anaknya yang masih kecil.

Ghafron kemudian mengaku sudah mengingatkan Kementerian Pertanian agar permintaan bisa dilakukan sesuai aturan. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.