Profil Jensen Huang, Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Orang Nomor Satu di Nvidia

virprom.com – Pendiri dan CEO Nvidia Jensen Huang kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Saham Huang melonjak pada tahun 2023 berkat lonjakan saham Nvidia, dengan permintaan yang kuat terhadap chip kecerdasan buatan (AI).

Blomberg Billionaire Index menyebutkan kekayaan Huang mencapai $91,3 miliar (sekitar Rp 1.464 triliun) pada Jumat (24 Mei 2025), naik dari $77 miliar (sekitar Rp 1.234 triliun) di awal tahun. . Jumlah tersebut menempatkan Huang di peringkat 17 dalam daftar orang terkaya di dunia.

Nvidia juga dinobatkan sebagai salah satu perusahaan paling berharga di dunia dengan kapitalisasi pasar sebesar $2,59 triliun, naik 259,63 persen dari tahun lalu, Atock Analysis melaporkan.

Baca juga: Nvidia Menjadi Perusahaan Paling Bernilai Ketiga di Dunia Setelah Perusahaan Minyak Arab

Perusahaan semikonduktor ini dianggap sebagai perusahaan paling bernilai ketiga di dunia setelah Microsoft dan Apple.

Siapa sebenarnya Jensen Huang dan bagaimana Nvidia bisa sebesar sekarang? Dulunya adalah mesin cuci

Jensen Huang lahir di Tainan, Taiwan pada tahun 1963. Namun sejak kecil, ia dan keluarganya bersifat nomaden, artinya berpindah-pindah tempat.

Keluarga Huang pindah ke Thailand sekitar lima tahun lalu. Ia tidak tinggal lama di negeri gajah putih. Bahkan setelah ayahnya mendapat program pelatihan bagi pekerja di Amerika Serikat dari produsen AC Carrier, Huang berencana pindah ke Amerika Serikat.

Ayahnya percaya bahwa Amerika Serikat memiliki banyak peluang. Apalagi kondisi geografis Thailand saat itu sedang tidak stabil di tengah Perang Vietnam.

Untuk membesarkan anak-anaknya di Amerika Serikat, ibu Huang yang saat itu fasih berbahasa Inggris belajar bersama anak-anaknya. Huang dan saudaranya diminta menghafal sepuluh kata dari kamus bahasa Inggris setiap hari.

Pada abad ke-9, Huang bersaudara dikirim untuk tinggal bersama paman mereka di Tacoma. Maka keduanya tinggal di asrama laki-laki atau pesantren bernama Oneida Baptist Institute di Oneida, Kentucky. Pamannya mengira ini sekolah biasa, tapi ternyata ada asrama.

Akhirnya, keluarga inti Huang berkumpul dan menetap di Portland, Oregon. Huang juga bermain tenis di sana dan bersekolah di sekolah menengah. Ia dilahirkan pada usia 16 tahun, dua tahun lebih awal dari usia biasanya.

Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang berterima kasih kepada AI karena membuat semua asetnya semakin kaya

Setelah lulus SMA, Huang bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran khas Amerika. Meski mencuci, pekerjaan pertama sering dikenang dan menjadi pengalaman luar biasa bagi Huang. Ia pun merasa bangga saat mampu berperan sebagai pelayan restoran.

Huang kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di bidang teknik elektro di Oregon State University. Di sinilah pula Huang Lori bertemu calon istrinya, karena dia adalah rekan laboratorium dalam kursus teknik elektro.

Pada tahun 1984, Huang kemudian bekerja di beberapa perusahaan teknologi, termasuk AMD, yang kini menjadi pesaing Nvidia, dan LSI Logic, yang kini dimiliki oleh Broadcom.

Sekaligus belajar pada malam hari dan akhir pekan hingga pria bernama asli Jen-Hsun itu mendapat gelar master (S2) dari Stanford University dengan jurusan yang sama pada tahun 1992.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top