Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

JAKARTA, virprom.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau jemaah haji di Indonesia mewaspadai penularan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang disebabkan oleh Middle East Virus Corona (MERS) CoV).

MERS-CoV diketahui telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan penularan ke manusia melalui aktivitas menunggang unta di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.

Direktur Pemantauan Kesehatan, Departemen Umum Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, Indonesia Achmad Farchanny Tri Adryanto meminta pihak gereja menghindari kontak dengan unta.

Baca juga: Sajeriah, Jamaah Haji Buta Wujudkan Impiannya ke Tanah Suci Setelah Penantian 14 Tahun

“Jangan sering ke sana, pergilah ke pasar dan cari oleh-oleh, apalagi kalau ke peternakan unta. Fokus ibadah, ke Masjid Nabawi atau masjid untuk beribadah, kata Farchanny dalam keterangannya, Jumat (17 Mei 2024).

Ia juga meminta gereja untuk selalu memakai masker di banyak tempat.

Kemudian selalu terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama mencuci tangan dengan sabun atau air.

“Kemudian hindari produk unta yang mentah. Ada banyak susu unta di sana. Susu boleh diminum, tapi harus direbus. “Makan daging unta, daging unta ya boleh, tapi terlalu matang,” ujarnya.

Namun, ia mengatakan jika menyentuh unta, misalnya karena fotografer sedang menunggangi unta dan menyentuh badan unta, segera cuci tangan dengan alkohol atau cuci tangan pakai sabun.

Tak hanya itu, ia meminta gereja tetap menjaga kondisi fisiknya karena haji merupakan ibadah kurban yang bersifat fisik.

“Jangan lupa istirahat yang cukup, jangan memaksakan diri untuk berjalan-jalan. MERS-CoV itu virus kalau daya tahan tubuh kita baik, potensi penularannya rendah,” kata Farchanny.

Sebagian besar kasus MERS yang terkonfirmasi mengalami gejala pernapasan akut yang parah.

Baca juga: Sajeriah, Jamaah Haji Buta Wujudkan Impiannya ke Tanah Suci Setelah Penantian 14 Tahun

Gejala pertama adalah demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa kasus juga memiliki gejala diare dan mual atau muntah. Selain itu, efek samping yang serius bisa berupa pneumonia dan gagal ginjal.

Saat ini, Kementerian Kesehatan terus menjalin hubungan dengan pemerintah Saudi, baik sebelum maupun sesudah gereja tersebut meninggalkan Tanah Suci.

Fasilitas pelayanan kesehatan seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) juga dibentuk untuk menangani kasus MERS-CoV. Dengarkan berita terkini dan informasi pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top