Jalan-jalan Sejenak Bisa Jadi Cara “Healing”

JACARTA, virprom.com – Bepergian bukan sekadar permainan bepergian dan menikmati.

Bagi sebagian orang yang memiliki masalah kesehatan mental, traveling dijadikan sebagai “terapi” untuk memulihkan diri.

Psikolog sekaligus Presiden Lembaga Konsultan Psikologi M.eureka, Meity Arianty STP., M.Psi., mengatakan pengobatan sebagian besar merupakan cara penyembuhan tubuh, emosi, dan pikiran.

Biasanya dilakukan di tempat-tempat yang indah seperti gunung, pantai, atau hutan, kata Mighty yang berprofesi sebagai dosen psikologi Universitas Gunderma itu kepada virprom.com hari ini.

 Baca Juga: Bagaimana Memulai Terapi Pribadi, Bagaimana Cara Melakukannya? Apa itu rumbai? Pengeditan mandiri yang populer di Google

Saat bepergian, mereka sering kali fokus pada pemulihan dan pertumbuhan pribadi melalui berbagai aktivitas yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

Meity melanjutkan, salah satu tujuan utama terapi adalah mengurangi stres dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.

Perasaan stres dan cemas dapat diakibatkan oleh kehidupan yang penuh tekanan dan menuntut.

Misalnya tekanan dan kebutuhan dari keluarga, sekolah, kuliah, pekerjaan, orang tua juga.

“Perjalanan ini memberikan rehat dari kerja keras dan lingkungan yang berbeda (bagi peserta),” kata Meity.

Dari sana mereka bisa mendapatkan kedamaian dalam diri mereka. Apakah jalan kaki bisa menyembuhkan masalah kesehatan mental?

Psikolog sekaligus pendiri Cup of Stories, Fitri Jayanthi, M.Psi, mengatakan terapi bukanlah obat.

Dengan kata lain, kegiatan ini tidak bisa serta merta menyembuhkan permasalahan psikologis yang dialami peserta.

Cup of Stories adalah layanan kesehatan mental yang menyediakan tempat bagi masyarakat untuk berbagi cerita dan tumbuh bersama.

Menurutnya, terapi merupakan salah satu cara bagi penderita masalah kesehatan mental untuk mendapatkan sudut pandang berbeda terhadap masalah yang dihadapinya.

Tujuannya agar mereka mendapatkan sudut pandang baru. Dari situ mereka akan lebih senang berkonsultasi ke psikolog, jelas Fitri kepada virprom.com, Rabu.

Baca Juga: Masalah Kesehatan Gen Z 5 3 Tips Hilangkan Stres dari Model Kecantikan

Salah satu perjalanan terapeutik yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti program yang diselenggarakan oleh Cup of Stories.

Permainan ini dibatasi untuk enam hingga sepuluh orang. Sepanjang permainan, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan.

“Mulai dari pembelajaran umum, kita akan bermain monopoli dengan soal-soal psikologi, esai pendek dan diskusi yang telah kita buat,” kata Fitri.

Dalam diskusi tersebut, para peserta tidak membicarakan permasalahannya, namun mendapat nasehat dari Fitri yang mendampingi.

Pada sesi terakhir, ia dan timnya membekali peserta dengan alat untuk membantu mereka mengubah pikiran batin melalui teknik terapi perilaku kognitif (CBT).

“Jadi, mereka bisa berbagi karya dan ide (ilmu) yang mereka bawa pulang,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top