Puluhan kampus universitas di Amerika Serikat (AS) telah ditempati oleh mahasiswa yang memprotes perang di Gaza. Sejauh ini, lebih dari 2.000 pengunjuk rasa telah ditangkap ketika mereka mencoba membersihkan tenda-tenda protes di universitas.

Polisi terlibat sejumlah aksi unjuk rasa pada Rabu (3/4/2024) pembubaran. Di Los Angeles, polisi mulai menghilangkan barikade aktivis publik di UCLA setelah mereka mengepung kampus. Mengapa mahasiswa memprotes perang di Gaza?

Sejak penyerangan pada 9 Oktober 2023, Hamas dan Israel tak lama kemudian melancarkan serangan, mahasiswa menggelar demonstrasi, but-in, puasa, dan yang terbaru mendirikan tenda di sekitar kampus untuk menentang perang.

Para mahasiswa menuntut agar kampus mereka, yang mana mereka mempunyai anugerah besar, diserahkan kepada Israel untuk pendanaan.

Pembagian berarti menjual saham perusahaan Israel yang memiliki kampus dalam portofolio pengelolaan dananya atau memisahkannya ke perusahaan atau lembaga keuangan Israel.

Aktivis mahasiswa mengatakan perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di Israel atau dengan organisasi-organisasi Israel terlibat dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza – begitu pula universitas-universitas yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan tersebut.

Dana abadi universitas mendanai segalanya mulai dari laboratorium penelitian hingga dana pendidikan, sebagian besar menggunakan pendapatan jutaan atau bahkan miliaran dolar. Kasus di UCLA

Ratusan petugas polisi muncul di Universitas California, Los Angeles (UCLA), menuntut agar pengunjuk rasa Palestina dibubarkan atau ditangkap. Polisi mengepung kamp dan mulai merobohkan barikade yang mendirikan tenda untuk para pengunjuk rasa.

Wartawan BBC di lokasi kejadian melaporkan bahwa para pengunjuk rasa bersenjata dan mengenakan helm pengaman ketika bus polisi tiba.

Kekerasan pecah kemarin ketika pengunjuk rasa pro-Israel menyerang sebuah kamp pro-Palestina.