WHO Berupaya Tingkatkan Produksi Vaksin Mpox

virprom.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (16/8/2024) mendesak produsen meningkatkan produksi vaksin mpox untuk mengendalikan penyebaran jenis virus yang lebih berbahaya.

Pasalnya, beberapa hari setelah WHO menyatakan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, ada negara yang melaporkan kasus mpox.

Hal ini disebabkan adanya lonjakan kasus kelas 1b di Republik Demokratik Kongo dan menyebar ke luar negeri.

Baca Juga: Pakistan laporkan kasus mpox pertama, jenis virusnya tidak diketahui

“Kami membutuhkan produsen untuk benar-benar mengambil tindakan agar kami memiliki akses terhadap lebih banyak vaksin,” kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan, dikutip AFP, Sabtu (17/8/2024).

WHO meminta negara-negara yang memiliki stok vaksin mpox untuk menyumbangkannya ke negara-negara dengan wabah yang sedang berlangsung.

Dua vaksin mpox telah digunakan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu MVA-BN yang diproduksi oleh produsen obat Denmark, Bavarian Nordic, dan LC16 Jepang.

Harris mengatakan stok MVA-BN tersedia sebanyak 500.000 kaleng, sedangkan tambahan 2,4 juta kaleng bisa diproduksi dengan cepat jika ada komitmen dari pembeli.

Pada tahun 2025, tambahan 10 juta kaleng dapat diproduksi, tergantung permintaan pasti.

“LC16 merupakan vaksin yang belum dikomersialkan, namun diproduksi atas nama pemerintah Jepang. Pasokan vaksin ini ada dalam jumlah besar,” tambah Harris seraya menambahkan bahwa WHO bekerja sama dengan Tokyo untuk memfasilitasi donasi.

Sementara itu, lembaga amal Doctors Without Borders mengatakan negara-negara yang memiliki stok vaksin tetapi tidak ada wabah harus menyumbangkan dosis sebanyak mungkin ke negara-negara yang terkena dampak di Afrika.

Baca juga: WHO mengumumkan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Global

Mereka mendesak Bavarian Nordic untuk menurunkan harganya, dengan mengatakan bahwa MVA-BN berada di luar sebagian besar negara di mana mpox merupakan ancaman.

Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), yang merupakan jaringan kemanusiaan terbesar di dunia, mengatakan ada tantangan besar dalam menanggulangi penyakit cacar.

Bronwyn Nichol, petugas darurat kesehatan masyarakat senior IFRC, mengatakan sebagian besar vaksinasi dilakukan di negara-negara kaya, dan sejauh ini sangat sedikit vaksin yang dikirim ke Afrika.

“Ada kekurangan besar dalam pengujian, pengobatan dan vaksin di seluruh benua. Kekurangan ini menghambat kemampuan untuk membendung wabah ini,” jelasnya.

WHO yang dipimpin Tedros Adhanom Ghebreyesus akan mengeluarkan rekomendasi sementara kepada negara-negara terkait penanganan wabah Mpox.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top