Warga Swedia: Sayalah yang Gaji Anggota DPR, Saya Tak Lihat Alasan Perlu Beri Mereka Kehidupan Mewah

STOCKHOLM, virprom.com – Meski terkesan aneh bagi banyak wakil rakyat di negara lain, Swedia tidak menawarkan kemewahan dan keuntungan bagi para politisinya.

Tanpa mobil dinas atau supir pribadi, para menteri dan anggota parlemen Swedia terbiasa bepergian dengan bus dan kereta api yang penuh sesak, sama seperti warga negara yang mereka wakili.

Tanpa hak kekebalan parlemen, mereka bisa diadili seperti orang lain.

Baca juga: Anggota DPR Swedia Tak Dapat Izin Mobil dan Rumah: Kami Tak Layak Mendapatkan Keistimewaan

Tanpa sekretaris pribadi di depan pintu, kantor parlemen sederhana mereka hanya berjarak 8 meter.

“Sayalah yang membayar para politisi, dan saya tidak melihat alasan untuk (perlu) memberi mereka kehidupan yang nyaman,” kata Joakim Holm, warga negara Swedia, seperti dilansir The Wire pada Selasa (18/6/2021). 2019).

Dalam artikel yang ditulis jurnalis bernama Claudia Wallin lima tahun lalu, disebutkan bahwa politisi yang ingin menghabiskan uang rakyat untuk bepergian dengan taksi, daripada naik kereta, biasanya menjadi pemberitaan.

Bahkan ketua parlemen Swedia mendapat kartu untuk menggunakan transportasi umum.

Hanya Perdana Menteri yang berhak menggunakan kendaraan pasukan keamanan selamanya.

Anggota parlemen Swedia juga tinggal di apartemen kecil di ibu kota, tempat mereka mencuci dan menyetrika pakaian mereka sendiri di binatu umum.

Ini mungkin tampak seperti orang yang sedikit istimewa, tetapi kenyataannya ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Baca juga: Anggota DPR RI Periode 2024-2029 Tak Dapat Gedung Kantor, Diganti Tunjangan

Hingga akhir tahun 1980-an, semua perwakilan tidur di tempat tidur sofa, di kantor mereka masing-masing.

Tidak ada seorang pun di kehidupan publik di negara ini yang memperoleh gaji satu digit yang tidak terbayangkan.

Faktanya, rata-rata gaji yang dibawa pulang oleh anggota Riksdag (parlemen Swedia) hanya dua kali lipat dari rata-rata gaji guru sekolah dasar.

Swedia adalah negara yang memperlakukan pejabat pemerintah dan perwakilan politiknya sebagai warga negara biasa.

Negara-negara tidak akan “menggunakan konsep” bahwa politisi harus menduduki jabatan yang lebih tinggi daripada masyarakat pada umumnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top