JERUSALEM, virprom.com – Warga Gaza Ramzi Okasha mengaku tetap pesimis dengan pembicaraan terbaru antara Hamas dan Israel, meski berharap kesepakatan gencatan senjata bisa tercapai.

Kegagalan selama berbulan-bulan memicu pesimisme ini.

Sayangnya, kita telah melihat negosiasi tersebut berkali-kali gagal.. Kali ini kita berharap akan ada kesepakatan gencatan senjata setelah tujuh bulan kekerasan, tujuh bulan kemanusiaan dan tujuh bulan kekurangan kebutuhan dasar hidup. Al Jazeera.

Baca Juga: Hamas Tuntut Gencatan Senjata Permanen, Israel: Halangi Proses Negosiasi

Okasha bertanya apa arti perjanjian gencatan senjata dan mengatakan dia ingin pulang.

“Kami telah mengungsi dari bagian utara Gaza sejak Oktober. Kami tidak sabar untuk kembali ke rumah. Kami akan mulai membangun kembali rumah kami, mengajar anak-anak kami dan hidup normal seperti orang lain,” tambahnya.

Sejauh ini, tanpa adanya tanda-tanda kemajuan dalam gencatan senjata dan perundingan pertukaran tahanan di Mesir, Hamas dan Israel tidak mau mundur dari tuntutan dasar mereka.

Kekeringan parah telah melanda Gaza utara dan menyebar ke selatan, kata PBB, seiring Israel terus membatasi bantuan pangan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

Hamas telah memperingatkan Israel bahwa invasi darat ke Rafah selatan tidak akan mudah.

Para pejabat Israel menegaskan serangan-serangan itu akan terus berlanjut, terlepas dari apakah gencatan senjata tercapai atau tidak.

Sejak 7 Oktober, setidaknya 34.654 warga Palestina telah tewas dan 77.908 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza.

Baca Juga: Turki Membekukan Perdagangan dengan Israel Menunggu Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Jumlah korban tewas di Israel sejak serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dan puluhan orang masih disandera. Dengarkan berita terkini dan penawaran berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.