Warga Kampung Susun Bayam Keluhkan Kondisi Huntara: Banyak Lubang, Tak Ada Listrik

JAKARTA, virprom.com – Sejumlah warga Kampung Susun Bayam (KSB) mengeluhkan kondisi rumah sementara (hantara) yang berada di Jalan Tongkol, Kelurahan Ankol, Jakarta Utara. 

Seorang warga bernama Munjiyyah (43) mengatakan, shelter tersebut masih perlu dibersihkan karena banyak lubang di beberapa sisinya.

“Iya harus dibersihkan karena banyak lubang, masuk tikus, bahkan kecoa,” kata Munjia kepada virprom.com, Selasa (28/5/2024).

Munjia mengatakan banyak rumah dalam kondisi bobrok karena ditinggalkan selama lebih dari setahun. Sehingga ketika diambil alih, warga harus bekerja keras membersihkannya.

Selain itu, menurut Munjia, fasilitas di shelter juga kurang memadai. Dia mengatakan tempat penampungan itu tidak memiliki listrik.

“Masih belum ada listrik, ini masih ilegal,” kata Munjia.

Baca juga: Rentetan Kontroversi di Kampung Susun Bayam yang Bermula dari Pembangunan JIS

Terkait ketersediaan air, Munjia mengatakan warga yang tinggal di pengungsian mendapat bantuan dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Di hari pertama perpindahan warga, JackPro mengirimkan dua tower air bersih ke lokasi pengungsian.

Baru-baru ini Jakpro kembali meresmikan tower air bersih untuk warga KSB.

Namun dukungan air bersih ketiga tower tersebut dirasa belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan warga KSB yang tinggal di pengungsian.

“Air dari Jakpro masih belum cukup untuk warga, kami kembali menggunakan air sumur,” kata Munjia.

Munjia juga merasa sangat tidak nyaman tinggal di shelter. Selain itu, warga KSB juga tidak mendapat jaminan tempat tinggal permanen setelah digusur dari Rusun Kampung Byam.

Menurut Munjiyyah, Furqon selaku ketua kelompok tani KSB menilai, tingkat kenyamanan di shelter dan apartemen KSB sangat berbeda.

“Kita lihat dulu bagaimana kondisi di sini, bagaimana kesehatan dan kenyamanan warganya,” kata Furkon.

Furkon meminta pemerintah dan Jakpro lebih memperhatikan shelter warga KSB.

“Ini harus kita cermati, apalagi sudah satu setengah tahun lagi, otomatis kita harus membersihkannya lagi,” kata Furkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top