Penulis: VOA Indonesia

GAZA, virprom.com – Berlanjutnya perang dan kelaparan parah akibat terbatasnya bantuan kemanusiaan membuat warga Palestina di Jalur Gaza tidak bisa merayakan Idul Adha pada tahun 2024.

Musim panas lalu, warga Palestina di Jalur Gaza masih merayakan Idul Adha sebagaimana mestinya.

Mereka tetap bisa makan bersama sekeluarga, membagikan daging kurban kepada masyarakat kurang mampu, dan memberikan baju atau hadiah baru kepada anak-anak.

Baca juga: Tzav 9, Sekelompok Warga Israel yang rutin memblokir, menjarah, dan membakar bantuan ke Gaza

Namun tahun ini, setelah lebih dari delapan bulan perang antara Israel dan Hamas, banyak keluarga kini terpaksa hanya makan makanan kaleng di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak.

Stok daging di pasar lokal hampir tidak ada.

Warga Gaza tidak punya uang untuk membeli makanan atau hadiah.

Yang mereka hadapi hanyalah perang, kelaparan, dan kesakitan, dan sepertinya hal ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Nadia Hamouda, yang putrinya tewas dalam bentrokan tersebut, mengatakan, “Tidak ada Idul Adha tahun ini.”

Hamouda terpaksa meninggalkan rumahnya di Gaza utara beberapa bulan lalu dan tinggal di tenda di pusat Deir al Balah.

“Ada kesedihan, tragedi, kesyahidan, semua kematian, kematian sanak saudara kami. Kami tidak sendirian di rumah. Tidak akan ada Idul Adha tahun ini,” ujarnya dengan suara lirih, menurut AP kantor berita.

Baca juga: Masyarakat di Gaza Utara Harga Bawang Rp 1,1 Juta, Hz. Ia memilih makan roti untuk memperingati ketaatan Ibrahim AS.

Umat ​​Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha atau Idul Adha selama empat hari.

Perayaan ini dimulai pada hari yang berbeda; beberapa negara memulainya pada Minggu (16/6/2024) dan lainnya pada Senin (17/6/2024).

Hari raya ini memperingati Nabi Muhammad SAW yang rela mengorbankan putranya Ismail, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an. Ini memperingati ketaatan Ibrahim AS.

Sedangkan dalam tradisi Yahudi dan Kristen, Abraham diminta mengorbankan putranya yang lain, Ishak.