Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang “Sapi Perah”

JAKARTA, virprom.com – Gagasan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menambah jumlah kementerian tidak boleh hanya sekedar memberikan kelonggaran politik kepada kelompok pendukungnya pada Pemilihan Presiden (Bilpress) 2024 atau sekadar cara untuk meraih keuntungan ekonomi.

Menurut Chief Strategic Officer India, Ahmed Khoirul Imam, sebaiknya Prabowo memprioritaskan calon menteri di antara para ahli yang berkompeten dan dipercaya masyarakat untuk memimpin kementerian, sehingga bisa dibentuk dewan ahli (Kabinet Zakin).

Jika jumlah kementerian ditambah tanpa memperhitungkan hal tersebut, Umm khawatir hal tersebut hanya menjadi ajang pengerjaan proyek pemerintah belaka.

“Tidak hanya sekedar menjadi semacam alat ‘sapi perah’ bagi beberapa kekuatan untuk memanfaatkan pesan-pesan strategis kementerian,” kata Umam, dikutip dalam program Saba Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Kementerian Dianggap Penting, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Umm juga menegaskan, pemerintahan mendatang harus bisa memastikan rantai komando dan koordinasi jika menyetujui penambahan jumlah menteri.

Menurut Imam, bertambahnya jumlah kementerian seharusnya tidak hanya berujung pada meningkatnya permasalahan ego sektoral dan permasalahan koordinasi antar kementerian.

“Ini menjadi prinsip dasar agar Senat atau Majelis Pakar tidak sekedar gimmick, namun memiliki legitimasi yang kuat di mata masyarakat,” kata Omam.

Sebelumnya diberitakan, ide pembentukan kementerian baru datang dari kubu Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca juga: Mahfouz Takut Korupsi Makin Banyak Jika Jumlah Kementerian Bertambah

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara mengatur jumlah kementerian yang ada maksimal 34 kementerian.

Meski demikian, peluang pengujian undang-undang Kementerian Negara terbuka karena masuk dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) 2020-2024.

Wakil Presiden Partai Jirendra Habibie Buruchman menilai wajar jika jumlah kementerian bertambah karena Indonesia adalah negara besar sehingga perlu bantuan banyak pihak.

Menurut Habibburukhman, bertambahnya jumlah kementerian sebenarnya merupakan hal yang baik bagi pemerintah dan pelayanan publik karena Indonesia memiliki tujuan dan tantangan yang besar untuk dicapai.

Baca juga: Jumlah Kementerian di Era Gus Dur hingga Era Jokowi di Era Megawati Paling Buruk

Habib Borkhman dalam pertemuannya di Kompleks Parlemen Senyan, Jakarta, mengatakan: “Dalam konteks negara mana pun, jumlah yang besar berarti besar. Bagi saya, ini adalah hal yang baik. Negara kita adalah negara yang besar. Tantangan kita besar, dan tujuan kami besar.” Senin. (5/6/2024).

Hal itu tak dibantah Habiburushman saat ditanya soal kabar Presiden terpilih Prabowo Subianto bentuk 40 kementerian.

Namun, dia mengklaim ide tersebut muncul bukan hanya untuk memenuhi kepentingan partai politik pendukung Prabowo.

Wakil Ketua Komite Ketiga DPR ini menegaskan, banyaknya jumlah kementerian tidak serta merta dijadikan peluang untuk mengakomodasi kepentingan politik. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top