Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

JAKARTA, virprom.com – Gagasan pembentukan kementerian baru yang diusung kubu Presiden baru terpilih Prabowo Subianto diharapkan tidak hanya memenuhi kepentingan sejumlah kekuatan politik yang mendukungnya pada Pilpres 2024 ( Pilpres).

“Hal ini tidak boleh menjadi perbincangan yang tidak hanya sekedar mengakomodasi politik,” kata Direktur Eksekutif Indus Strategic Ahmad Khoirul Umam, dikutip Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Umam berharap para peneliti dari berbagai kampus juga bisa diajak berdialog dan bisa memberikan masukan terhadap usulan penambahan kementerian.

“Saya atau teman-teman di kampus perlu membantu mencari penilaian dan legitimasi kenapa perlu ditambah, kenapa perlu dikurangi,” jelas Umam.

Baca juga: Prabowo Akan Dikritik Keras Jika Tambah Kementerian, Alangkah Baiknya Lindungi Privasi Masyarakat yang Saat Ini Sulit

Umam mengatakan, dari informasi yang dihimpunnya, memang ada upaya penambahan jumlah kabinet.

“Sebenarnya bukan hanya 40. Berdasarkan informasi spekulatif yang saya dengar, bisa mencapai sekitar 48 pos kementerian,” kata Umam.

Menurut Umam, jika memang ingin menambah jumlah kementerian, maka pemerintahan selanjutnya harus mengantisipasi sejumlah permasalahan seperti koordinasi dan pengawasan.

Oleh karena itu, hal ini harus diperhitungkan dengan benar, bukan dengan maksud untuk merendahkan atau menetralisir persoalan tersebut, tetapi menempatkannya pada dasar perdebatan yang nyata, kata Umam.

Baca Juga: Prabowo Isyaratkan Tambah Kementerian, JK: Ini Kabinet Politik, Bukan Kabinet Kerja

Sebelumnya diberitakan, ide pembentukan kementerian baru datang dari kubu Presiden baru terpilih Prabowo Subianto.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, jumlah kementerian yang ada ditetapkan maksimal 34 kementerian.

Meski demikian, kemungkinan revisi UU Kantor Perdana Menteri terbuka karena merupakan bagian dari program legislasi nasional (Prolegnas) 2020-2024.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai penambahan jumlah kementerian merupakan hal yang wajar karena Indonesia adalah negara besar sehingga membutuhkan bantuan banyak pihak.

Baca juga: Prabowo Diminta Hindari Perlunya Pembagian Kursi Jika Jumlah Kementerian Bertambah

Menurut Habiburokhman, sebenarnya ada baiknya pemerintah dan pelayanan publik menambah jumlah kementerian karena Indonesia memiliki tujuan dan tantangan besar yang ingin dicapai.

“Dalam konteks sebuah negara, angka yang besar berarti besar, buat saya bagus, negara kita negara besar. Tantangan kita besar, tujuan kita besar,” kata Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta , pada hari Senin. (05/06/2024) .

Hal itu tak dibantah Habiburokhman saat ditanya soal kabar Presiden baru terpilih Prabowo Subianto akan membentuk sebanyak 40 kementerian.

Meski begitu, dia mengatakan gagasan tersebut tidak muncul hanya untuk memenuhi kepentingan partai politik pendukung Prabowo.

Baca Juga: Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Perlu Perluasan Beberapa Kementerian

Wakil Ketua Komisi III DPR ini menegaskan, banyaknya jumlah kementerian tidak serta merta dijadikan peluang untuk memuaskan kepentingan politik. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top