Uniknya Suku Anak Dalam Mencoblos Saat Pemilu, Harus Adil ke Semua Kandidat

JAMBI, virprom.com – Suku Anak Dalam di gurun Jambi memiliki keunikan tersendiri dalam menggunakan hak pilihnya di setiap pemilu.

Kelompok suku Anak Dalam di Hutan Punti Kaiu, Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, misalnya, memberikan suaranya secara merata di antara para calon yang ada di surat suara.

“Banyak yang bersumpah, apa pun alasannya, kalau semua orang memilih satu orang, itu tidak mungkin.” Ini kalau ada 10 orang (dalam satu kelompok yang bisa memilih), 5 masuk ke sana (calon A), 5 masuk ke sini (kandidat B), misalnya,” kata Nelitis, warga suku Anak Dalam, kepada AFP. virprom.com ditemui pada Kamis (18 Juli 2024).

Pengalaman itu ia dan kelompoknya terapkan pada Pilpres 2024.

Jadi biar tidak jadi soal, adil,” tambah Nelitis.

Baca juga: Uniknya Coklit KPU Suku Anak Dalam, Pakai Cap Jempol dan Tak Tempel Stiker

Diakuinya, para pemimpin suku Anak Dalam awalnya tidak mengetahui siapa saja calon yang diusung menjelang pemilu.

Mereka mengandalkan informasi dari Temengung, semacam tokoh adat di kelompoknya.

Temenggung ini sering menjadi representasi Suku Anak Dalam untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan dunia luar, termasuk urusan yang berkaitan dengan pemerintahan.

Misalnya kalau ada 10 orang (yang memilih), maka (kalau) yang memilih hanya satu kotak, itu tidak mungkin. Kalaupun orang asing (orang asing yang memilih), sebenarnya kita punya. jumlah orang yang memilih (mereka memilih) sama,” kata Nelitis.

Baca juga: Mengenal Suku Anak Dalam, Dari Asal Usul Hingga Tradisinya

Pria berambut keriting itu mengaku sudah beberapa kali mengikuti pemilu sejak masa Megawati Sukarnoputri. Pertama, penduduk desa mengajarinya untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Oleh karena itu, meski hampir seluruh waktunya dihabiskan di hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas, ia sudah paham dengan mekanisme di TPS yang sebagian besar dibuka di balai pertemuan suku Anak Dalam di luar kawasan hutan.

Namun, ia dan keluarga serta kelompoknya masih sangat bergantung pada informasi dari teman-temannya tentang siapa saja calonnya.

Seperti menjelang Pilkada Kabupaten Sarolangungan dan Gubernur Jambi 2024, Nelitis mengaku belum mengetahui siapa saja yang bisa dicoblos.

“Tidak ada yang tahu, mereka belum diberitahu.” Biasanya, ketika ingin memilih, Anda akan diberitahu berapa banyak orang yang berpartisipasi (by vote). Itu jumlah orangnya, itu jumlah orangnya, jadi maunya begitu,” kata pria tiga anak itu.

Grib, ketua kelompok yang beranggotakan Nelitis, mengaku tugas memberitakan berita terkait pemilu berada di pundaknya.

Baca juga: Kisah Bejujung dan Besiar, Pemuda Suku Anak Dalam yang bersekolah di Unja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top