Toyota Waspadai Pergerakan Merek Mobil China di Indonesia

JAKARTA, virprom.com – Pasar roda empat atau roda dua di Indonesia dalam enam tahun terakhir semakin berwarna karena banyak datangnya merek asal China.

Dari Wuling dan DFSK, banyak nama besar seperti Chery, Ceres, Maxus, Neta, Great Wall Motors (GWM), BAIC dan BYD mulai berdatangan di tahun 2017.

Situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Faktanya, studi yang dilakukan oleh Institut Internasional untuk Manajemen dan Pengembangan (IMD) memperkirakan bahwa merek Tiongkok akan menguasai sepertiga pasar kendaraan listrik global pada tahun 2030.

Baca juga: Tesla dan BYD Merek Mobil Terbaru, Mobil Jepang Tak Masuk Sepuluh Besar

Buktinya, dalam survei perusahaan bertajuk “Future Readiness Index” (FRI), BYD menduduki peringkat kedua di bawah Tesla dan di belakang Volkswagen, Stellantis, Hyundai bahkan Toyota (di nomor 11).

Memang kabar ini belum serta merta mempengaruhi penjualan, namun membuat banyak produsen mewaspadai perilaku merek China. Salah satunya adalah Toyota yang menjadi pemimpin pasar nasional.

“Tentunya kami selalu memantau gerak-gerik kompetitor di mana pun. Tiap merek punya strateginya masing-masing,” kata Direktur Penjualan PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandy, kepada virprom.com, Kamis (24/5/2024).

Ia menolak berkomentar mengenai isu global yang diangkat IMD. Meski demikian, pihaknya memastikan Toyota tetap mempertahankan posisinya sebagai pasar mobil terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Penjualan mobil nasional mencapai rekor terendah pada April 2024

Cara untuk melakukan hal ini adalah dengan memanfaatkan penelitian selama puluhan tahun dan jaringan (dealer dan pemasok) yang dibangun di seluruh negeri untuk menyediakan berbagai teknologi kendaraan ramah lingkungan.

“Untuk situasi di Indonesia, mungkin kita harus melihat kembali Toyota sebagai perusahaan mobilitas. Toyota melihat kebutuhan masyarakat yang bepergian di Indonesia berbeda-beda,” kata Anton.

“Tujuan kami adalah mengalihkan penggunaan kendaraan ICE ke kendaraan ramah lingkungan.”

Menurut Anton, kendaraan ramah lingkungan tidak hanya kendaraan listrik, meliputi kendaraan listrik hybrid (HEV), kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV), dan kendaraan listrik baterai (BEV), tetapi juga mobil yang menggunakan bahan bakar terbarukan.

Baca juga: Toyota akan memperluas pasar BEV domestik sepenuhnya pada tahun 2026

“Bioetanol, biodiesel, hidrogen, dan bahan bakar lainnya. Semuanya punya tujuan besar, yaitu mencapai netralitas bersih,” ujarnya.

Namun Anton belum mau bicara soal produk mobil mendatang. Dengarkan berita dan pembaruan terkini kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran perpesanan yang ingin Anda ikuti di saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top