JAKARTA, virprom.com – Tanda penolakan terhadap Partai Keadilan (PKS) yang mengusung Gelora saat mencoba mendekati kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dipandang sebagai ancaman.
Menurut Ujang Komarudi, pakar komunikasi politik dari Universitas Al Azhar, kekhawatiran Gelora bergabung dengan koalisi pendukung pemerintahan PKS adalah posisinya di kabinet.
Sebab, PKS beralih ke KHDR karena suaranya melewati ambang batas parlemen, sedangkan Gelora justru sebaliknya.
“Saat PKS bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran, yang terancam adalah partai Gelora karena PKS punya kekuasaan di parlemen, sedangkan partai Gelora tidak lolos parlemen,” ujarnya. 4/2024).
Baca juga: Prabowo Anggap PKS Perlu Perkuat Suaranya di KHDR
Sebaliknya, Ujang menyebut perlawanan Gelora karena alasan sejarah. Sejumlah pegawai Gelora merupakan mantan kader PKS.
Ujang mengatakan, penolakan Partai Gelora terhadap PKS tidak muncul ketika PKB dan Partai NasDem menyatakan ingin bergabung dengan Koalisi untuk Pertumbuhan Indonesia (KIM) yang didukung Prabowo.
Menurutnya, seluruh partai di KIM bisa menerima PKB dan NasDem untuk mendukung Prabowo-Gibra memimpin pemerintahan berikutnya.
Baca juga: PKS Harap Hubungan Lebih Baik dengan Gerindra
Artinya, partai KIM punya otonomi, keyakinannya masing-masing, menerima atau menolak partai yang baru datang dan ingin berkoalisi dengan Prabowo-Gibran, kata Ujang. Dengarkan berita dan pembaruan terkini kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran perpesanan favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.