Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U-23 Indonesia yang pertama kali lolos ke babak semifinal Piala Asia musim ini sayangnya patut disandingkan dengan tim muda yang lebih kuat dari generasi U-23 sebelumnya. , sering kali dicap sebagai kegagalan.

Visi dan kepercayaan diri para pemain asal Eropa, persatuan, petualangan dan kecepatan para pemain lokal, benih yang lahir dari unsur kepelatihan, menjadi inti pemikiran tersebut. Shin Tae. – Pemuda, dan kepemimpinan serta jaringan Presiden PSSI Eric Thohir.

Kekuatan surga juga ada di pihak Indonesia.

Rekor cemerlang timnas U-23 menjadi buktinya. Setelah kekalahan 0-2 melawan tuan rumah Qatar, kemenangan 1-0 melawan tim perkasa Australia, pesta gol 4-1 berkat penampilan indah melawan Yordania, dan akhirnya mengalahkan tim favorit untuk lolos ke semifinal. untuk pertama kalinya. Selatan. Di kuarter terakhir, Korea mencetak skor 11-10 melalui adu penalti untuk menyamakan kedudukan 2-2.

Statistik lain menunjukkan, dalam 4 pertandingan, Indonesia menciptakan 16 tembakan ke gawang lawan, mendominasi penguasaan bola saat menghadapi Qatar (57 persen vs 43 persen) dan Yordania (53 persen vs 47 persen). Bagus dan bertahan sambil bertahan. Australia kalah 53 persen melawan Korea Selatan. Hal tersebut menunjukkan betapa berbedanya performa timnas U-23 kali ini.

Dengan itu semua, Indonesia akan lolos ke semifinal Piala Asia dan selangkah lebih maju dari Olimpiade Paris 2024 jika berhasil meraih kemenangan di semifinal atau finis ketiga di turnamen tersebut. Ada harapan! Gunakan tiki cepat bergaya STY

Tim U-23 Indonesia saat ini punya banyak keunggulan. Kombinasi pemain serta tiki-taka cepat dan menyerang yang dikembangkan STY terbukti mampu mengganggu permainan tim lawan mulai dari Qatar hingga Korea Selatan.

Perpaduan tersebut begitu kentara sehingga berhasil menyamakan kepiawaian dan kecepatan para pemain lokal dengan sikap perkawinan dan rasa percaya diri para peserta.

Marcelino Ferdinand (2 gol), Rafael Struik (2 gol), dan Witan Suleiman (1 gol) menjadi kunci performa negara di depan gawang lawan, didukung penampilan lini tengah Nathan Tjo-a-on dan Ivar. Jenner.

Sementara bek Rizki Ridho, Komang Teguh (2 gol) dan Pratama Arhan sangat diandalkan di lini belakang bersama kiper Hernando Arri, Justin Hubner.

Memang masih ada kelemahan terutama di sisi kanan pertahanan Indonesia yang diperkuat M Ferrari dan Rio Fahmi atau M Fajr. Sisi memudahkan lawan untuk melakukan penetrasi, dengan Korea Selatan mencetak gol kedua.

Ini menjadi pekerjaan rumah STY untuk meningkatkan pemahaman para pemain timnas U23 jika tak mau mengakui hal tersebut lagi.

Setiap tantangan selalu berbeda. Permainan tiki-taka timnas U23 tampil apik dan apik saat menghadapi tuan rumah Qatar di laga pertama, namun jarang sekali lawan yang tampil baik di depan gawang lawan.

Timnas U23 kehilangan dua pemainnya akibat kartu merah akibat hasil yang sebenarnya tidak adil.

Namun pada turnamen selanjutnya, timnas U23 masih bisa tampil baik, terutama saat melawan Australia U23.

Permainan tiki-taka segitiga berjalan sangat baik saat menyerang sehingga timnas U23 berhasil mencuri 1 gol dari rencana sepak bola dan hampir merebut dua poin melalui manuver tiki-taka di menit-menit terakhir.

Permainan cepat STY dan pengucapan tiki-taka menjadi ciri khasnya saat mereka mengalahkan Jordan 4-1 di pertandingan terakhir grup.

Gol indah berkelas lahir dari Marcelino, teknik tiki-taka Rizky Ridho, lalu sepakan first time Witan membentur sudut gawang Jordan.

Gol lainnya adalah tiki-taka yang melibatkan Struck, Arhan, Marcelino, Wittan, dengan mantan pemain Jordan Marcelino menyelesaikannya dengan wajah tipis untuk mencetak gol.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top