Tes Genetik untuk Menilai Risiko Penyakit Jantung di Masa Depan

virprom.com – Kemajuan dalam pengujian genetik memungkinkan dokter memprediksi risiko jangka panjang seseorang terkena penyakit jantung, bahkan sebelum gejalanya muncul.

Faktor klinis tradisional, seperti kadar kolesterol jahat, gula darah, atau tekanan darah, saat ini masih menjadi kriteria utama penilaian risiko kardiovaskular (kardiovaskular).

Namun faktor-faktor tersebut hanya bisa mendeteksi risiko dalam jangka pendek. Sebaliknya, tes genetik bisa ditambahkan untuk menilai risiko dalam jangka panjang, kata pendiri NalaGenetics Levana Laksmicitra saat menanggapi virprom.com. pertanyaan melalui email. .

NalaGenetics adalah perusahaan bioteknologi yang berfokus pada pengobatan, nutrisi, dan pemeriksaan yang dipersonalisasi berdasarkan profil genetik seseorang.

Pengujian genom atau pengujian genetik dapat mengidentifikasi risiko penyakit jantung berdasarkan variasi genetik tertentu, seperti mutasi pada gen tertentu. Hal ini memungkinkan deteksi risiko bahkan sebelum gejala klinis atau perubahan faktor risiko tradisional muncul.

Baca juga: Apakah Faktor Risiko Penyakit Jantung Bisa Dicegah Sejak Awal? Pakar itu menjelaskan

Tes genetik ini kini tersedia di Indonesia oleh NalaGenetics dan konsultasi dapat dilakukan sebelum dan sesudah tes.

“Risiko genetik kami dihasilkan oleh pengujian genetik dengan teknologi microarray throughput tinggi dan algoritme milik kami yang dilengkapi dengan landasan ilmiah internal,” kata Levana.

Ia menambahkan, tes ini memiliki akurasi yang tinggi. Penelitian juga menunjukkan bahwa faktor risiko genetik dapat membantu menyaring generasi muda yang berisiko terkena penyakit jantung, yang mungkin terlewatkan dalam penilaian risiko tradisional.

NalaGenetics juga bekerja sama dengan pakar penyakit jantung di Indonesia.

“Saat ini, kami mampu mendeteksi risiko serangan jantung dan meningkatkan sensitivitas hingga 30 persen pada orang di bawah usia 50 tahun. Kami bekerja sama dengan Dr. Bambang Widyantoro dan Profesor Anwar Santoso dari Penelitian dan Pengembangan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita untuk memvalidasi lebih lanjut dan memperkuat penerapan klinis tes tersebut,” jelasnya.

Pengujian genetik tidak menggantikan pengujian klinis, keduanya saling melengkapi. Pengujian klinis tradisional penting untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko yang dapat dimodifikasi, sedangkan pengujian genetik dapat memberikan wawasan tambahan mengenai risiko yang mungkin tidak terlihat dalam pengujian tradisional.

Hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih tepat sasaran, seperti modifikasi pola makan.

Baca juga: Tes DNA Tak Hanya Periksa Nenek Moyang, Tapi Juga Profil Kesehatan Anda. Simak berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top