State of Mind, Dari Teh Menjadi Parfum, Lalu Kebahagiaan

virprom.com – “Teh adalah aroma untuk diminum, kehidupan terkandung dalam semangkuk teh.”

Ungkapan Tiongkok kuno ini sangat digemari oleh Catherine Laskine-Balandine, pendiri merek parfum State of Mind, yang selalu menggunakan berbagai jenis teh sebagai bahan dalam parfumnya.

Catherine menemukan kegembiraan dalam menggabungkan ritual upacara minum teh dengan seni parfum. Menurutnya, parfum selain sebagai simbol kesenangan, keanggunan dan kekayaan, sangat mempengaruhi cara berpikir kita. 

Sementara itu, teh, mirip dengan parfum, membawa kita pada keadaan gembira, berenergi, atau bisa menenangkan. Minuman ini membantu kita menemukan citra pribadi dan membangkitkan keterampilan artistik dalam diri kita. Teh dan parfum membangkitkan emosi dan perasaan yang mempengaruhi pikiran kita.

Ritual kuno minum teh adalah simbol kesenangan, keanggunan dan kemewahan, seperti halnya parfum yang sangat mempengaruhi suasana hati kita, kata seorang wanita asal Rusia yang memamerkan koleksi parfumnya di gerai C&F Kota Casablanca, Jakarta, Jumat (10/5). . /2024).

Baca juga: Aroma Teh dalam Parfum, Seni Menjadi Bahagia

Catherine terpesona dengan teh karena neneknya sering memberinya teh asal China dengan aroma yang menawan.

“Saya mengenal teh sejak kecil karena nenek saya yang merupakan seorang tenaga medis bekerja di China. Dan setiap pulang, nenek saya membawakan teh,” ujarnya.

“Nenekku tersayang juga sering bercerita tentang Tiongkok—Tembok Sembilan Naga, Tembok Besar, taman, kaligrafi, akupunktur, bunga teratai yang bermekaran di cangkir teh, aroma dan warna kedai teh. “Melalui kisah-kisahnya yang luar biasa, saya berkelana ke dunia ajaib yang penuh dengan rasa teh dan wangi taman,” ujarnya.

Kenangan indah akan aroma teh dan kisah-kisah tersebut kemudian mengantarkan Catherine untuk menciptakan parfum yang menggunakan teh sebagai aroma utamanya. Ia mendirikan State of Mind pada tahun 2017, yang baginya merupakan kombinasi unik dari upacara minum teh yang tak lekang oleh waktu dengan seni parfum.

“Kenikmatan teh dan aromanya yang harum membuat kita bisa menikmati waktu, berhenti sejenak, mengapresiasi kehidupan dan membawanya pada kesadaran penuh. Itu adalah kondisi pikiran,” ujarnya.

Baca juga: 6 Pilihan Aroma Wangi yang Bisa Bikin Kita Lebih Rileks

Catherine sendiri percaya bahwa teh bukan hanya minuman yang menghangatkan tubuh. Teh merupakan daun yang menyembuhkan jiwa dan raga dengan aroma dan khasiat farmakologisnya. 

Jadi, untuk merek State Of Mind, dia ingin menggabungkan khasiat obat dan aromatik teh dengan khasiat aromatik parfum, mencari keseimbangan di antara keduanya. 

Demi mewujudkan mimpinya tersebut, di Versailles, Prancis, ia membangun tea house yang juga menjadi tempat menikmati aroma parfum. Masyarakat yang datang bisa menikmati teh sambil mencium wangi yang menyertai teh yang diminumnya.

Untuk mendapatkan kombinasi yang tepat, Chaterine bekerja sama dengan pencicip teh, pakar parfum, dan ilustrator.

Saat memilih teh yang tepat serta aroma dan rasa, sommelier teh Olivier Scala, spesialis teh terkenal dari ‘Grand Cru’ dipilih. Bersama Scala, Chaterine  meneliti campuran teh terbaik yang cocok dengan parfumnya dan memastikan keseimbangan dalam tehnya yang mencerminkan konsep keadaan pikiran yang harmonis. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top