Stafsus ESDM Ungkap Kendala Pengembangan Bahan Bakar Bioetanol di Indonesia

TANGERANG, virprom.com – Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia untuk Percepatan Pembangunan Industri Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan program bioetanol dan biodiesel saat ini masih menghadapi beberapa kendala. tantangan.

Beberapa di antaranya adalah terbatasnya bahan baku dan varian etanol, tingginya harga bahan baku, dan tidak adanya mekanisme insentif untuk mengatasi perbedaan harga dibandingkan bahan bakar fosil.

“Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) di sektor transportasi harus kita promosikan. Ada tiga jenis BBN yaitu biodiesel, bioetanol, dan bioauto,” ujarnya pada Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) di ICE BSD, Tangerang, Selasa. (23/07/2024).

Baca juga: Review Platform Hyundai Kona Electric, Ioniq 5 dan Ioniq 6

“Bahan bakar ramah lingkungan ini mendukung transisi energi, mengurangi impor bahan bakar yang saat ini mencapai 60 persen dari total bahan bakar yang tersedia, dan menggairahkan aktivitas dalam negeri,” lanjut Agus.

Pengembangan bioetanol sendiri tertuang dalam Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2023 tentang Peningkatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai BBN.

Perlu diketahui, untuk mencapai tujuan pengelolaan bioetanol dari tebu, targetnya adalah 93 ton per tahun. hektar pada tahun 2030. Alokasi bioetanol atau E100 untuk bahan baku pada periode yang sama berjumlah 1,6 juta. pada

Saat ini, Pertamina juga memasarkan Pertamax Green 95 dengan campuran 5 persen etanol (E5). Meski jumlah SPBU yang menyediakan hal tersebut masih sangat terbatas.

Baca juga: Harga Ora 03 Tak Beda Jauh dengan Thailand

Dikutip dari situs Pertamina, SPBU di Jabodetabek yang menyuplai Pertamax Green 95 hanya ada 17.

“Selain itu, hasil dari program biodiesel kita sangat baik. Hal ini karena didukung dengan kapasitas produksi yang cukup yaitu 20,2 juta kl per liter dan adanya insentif,” kata Agus.

“Saat ini kami sedang mengembangkan dari B35 menjadi B40. Namun, masih ada tantangan yang melatarbelakangi keberhasilan pengembangan biodiesel, seperti tingginya harga bahan bakar, ketersediaan bahan baku, stabilitas harga, dan perbaikan infrastruktur pengembangannya,” tutupnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top