Soal Polemik UKT, Fahira Idris Sebut Paradigma Pendidikan Tinggi Perlu Dibenahi

virprom.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) di Dewan Pemilihan Umum (dapil) Jakarta Fahira Idris mengutarakan pendapatnya terkait kontroversi Uang Sekolah Kesatuan (UKT) yang terjadi saat ini.

Menurutnya, permasalahan yang muncul bukan hanya terbatasnya anggaran pemerintah dan tidak tepatnya biaya UKT yang harus dikeluarkan mahasiswa, melainkan filosofi pendidikan tinggi di Indonesia yang perlu dibenahi.

“Di tengah tantangan finansial dan kemandirian kampus, penting untuk merefleksikan filosofi pendidikan tinggi di Indonesia yang harus menjadi pilar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjamin akses pendidikan bagi masyarakat miskin,” kata Fahira dalam sebuah pernyataan. siaran pers, Jumat (24/5/2024).

Menurutnya, permasalahan besar Indonesia bisa diselesaikan, yakni. kesenjangan sosial dan ekonomi, dipercepat dengan menyediakan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau.

Fahira mengatakan, sudah saatnya pemerintah mengadopsi filosofi pendidikan tinggi yang mengutamakan akses dan inklusi.

Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Jelaskan Strategi Atasi Tantangan Sumber Daya Alam

Ia mengatakan, pendidikan tinggi di Indonesia harus dilestarikan agar tetap berfungsi sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjamin pemerataan akses bagi seluruh warga negara, terutama bagi kelompok miskin.

“Khususnya bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang harus menjadi tumpuan kelompok masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan agar kehidupannya lebih baik di masa depan,” kata Fahira.

Fahira mengatakan, perubahan paradigma pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan fokus pada keadilan sosial menjadi satu-satunya cara agar pendidikan tinggi dapat memberikan dampak yang lebih besar.

“Saya berharap transformasi ini dapat dijadikan mesin perubahan sosial yang positif dan menjadi solusi permasalahan bangsa yaitu kesenjangan sosial dan ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga: Harkit Nasional, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Sains dan Teknologi untuk Mencapai Visi Indonesia Emas 2045

Lebih lanjut, Fahira menjelaskan, filosofi pendidikan tinggi yang menempatkan akses dan diferensiasi sebagai prioritas utama pemerintah memerlukan dana yang lebih besar untuk dialokasikan ke pendidikan tinggi. Dengan demikian, PTN tidak perlu terlalu bergantung pada kenaikan UKT.

Tambahan pendanaan ini, kata dia, juga harus dibarengi dengan regulasi yang berkeadilan serta peningkatan monitoring dan evaluasi kebijakan PTN.

“Banyak negara yang mengalami lompatan kemajuan dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas, komprehensif, dan terjangkau. Misalnya di Jerman, biaya pendidikan mahasiswa PTN sudah dihapuskan sejak tahun 2014,” kata Fahira.

“Jika kita yakin bahwa pendidikan tinggi adalah kunci percepatan kemajuan nasional, maka kita harus mengerahkan seluruh sumber daya untuk menciptakan paradigma pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan berorientasi pada keadilan sosial,” lanjutnya.

Baca Juga: Kontroversi Kenaikan UKT Terus Jadi Sorotan, Fahira Idris: Perguruan Tinggi Harus Inklusif

Seperti diketahui, Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto berjanji akan memberikan keringanan UKT bagi PTN di Indonesia. Menurutnya, PTN dibangun atas uang rakyat sehingga UKT yang berbayar harus lebih murah bahkan gratis. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top