Siklus Penyakit DBD Berubah, Pencegahan Jadi Kunci

virprom.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu ancaman terpenting bagi kesehatan masyarakat di dunia. Angka kejadian penyakit ini juga semakin meningkat di Indonesia. Perubahan iklim yang semakin tidak dapat diprediksi juga telah mengubah siklus demam berdarah.

Peningkatan kasus demam berdarah pada awal tahun 2024 dapat menjadi sinyal perubahan siklus peningkatan wabah demam berdarah di Indonesia, yang selama 15 tahun terakhir (sejak tahun 2007) terpantau meningkat secara signifikan setiap tiga tahun.

“Biasanya kasus meningkat pada bulan November, lalu puncaknya pada bulan Februari hingga Maret. Namun sekarang cuaca sedang kacau sehingga penyakitnya juga berubah,” jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Imran Pambudi di KTT Dengue Indonesia 2024 di Jakarta (23/6/2024).

Ia menjelaskan, suhu bumi yang semakin panas menyebabkan nyamuk semakin sering menggigit manusia. Kondisi ini diperburuk dengan musim kemarau disertai hujan yang membuat nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah lebih mudah berkembang biak.

Baca juga: Risiko Penularan Demam Berdarah di Olimpiade Paris 2024

Pemerintah telah mengembangkan beberapa strategi pengendalian dan pencegahan demam berdarah, termasuk intervensi komunitas, aktivis, dan masyarakat.

Inisiatif lingkungan ini bertujuan untuk membuat nyamuk lebih nyaman melalui sistem 3M Plus. Sedangkan intervensi terhadap insektisida atau nyamuk ditujukan untuk membunuh jentik dan nyamuk.

“Intervensi vektor menggunakan bahan kimia yang mematikan jentik, untuk fogging dan teknologi untuk nyamuk ber-Wolbachia,” ujarnya.

Sedangkan intervensi dilakukan pada manusia dengan mengubah perilaku dan meningkatkan kesadaran masyarakat, serta menciptakan vaksin demam berdarah.

Percontohan di Kalimantan Timur

Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi pertama di Indonesia yang melaksanakan program vaksinasi massal dengan vaksinasi demam berdarah pada anak sekolah.

Ketua Komite Daerah Penyakit Menular Pasca Imun (KIPI) Kalimantan Timur, Dr. William S. Tjeng, Sp.A (K), mengatakan saat ini sebanyak 9.800 anak telah menerima vaksin demam berdarah dosis pertama, yang akan dilanjutkan dengan vaksinasi demam berdarah dosis pertama. dosis kedua.

Baca juga: Kegunaan Vaksin DBD untuk Cegah Demam Berdarah

Vaksinasi ini dilakukan di Kota Balikpapan dan Samarinda. Kedua kota ini memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan kasus demam berdarah yang tinggi.

“Kota Samarinda memiliki angka kejadian penyakit DBD yang tinggi. Salah satu penyebabnya karena hampir semua rumah tergenang air dan banyak wilayah yang tergenang air,” jelasnya dalam acara yang sama.

Ia mengatakan, berkat kesadaran dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit demam berdarah, program vaksinasi yang menyasar anak usia sekolah dapat berjalan dengan lancar.

“Sejauh ini tidak ada KIPI pada peserta vaksin, tidak ada rasa sakit di tempat suntikan,” kata dr William.

Ketua Ikatan Teknis Imunisasi Indonesia (ITAGI), Prof. Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengatakan, upaya pencegahan terpadu sangat penting untuk melawan demam berdarah.

“Salah satu inovasi yang saat ini direkomendasikan oleh banyak organisasi profesi di Indonesia baik IDAI, PAPDI dan PERDOKI adalah melalui program vaksinasi. Dengan meningkatkan imunitas manusia akan sangat membantu mengurangi tingkat keparahan dan risiko kematian akibat demam berdarah,” ujarnya. . .

Baca juga: Cara Nyamuk Wolbachia Bekerja Melawan Virus Demam Berdarah Dengarkan berita dan pilih berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top