Siapa “Si Lalat” Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Aksi kekerasan yang jarang terjadi mengguncang wilayah tenang Normandia di Prancis utara pada Selasa (14/05/2024) ketika orang-orang bersenjata memblokir sebuah mobil van yang membawa tahanan (narapidana) untuk membebaskan seorang tahanan yang dikenal dengan nama Fly (Fly).

Serangan itu terjadi ketika tahanan Mohamed Amra (30) dibawa ke penjara Évreux setelah menghadiri kasus pengadilan di Rouen.

Sebuah konvoi mobil penjara sedang melaju di jalan raya ketika tembakan terjadi, menewaskan dua penjaga penjara dan melukai tiga lainnya. “Dikenal” oleh pihak berwenang

Mohamed Amra, yang dikenal sebagai “La Mouche” atau “La Mosca”, “dikenal” oleh pengadilan Prancis, karena pria ini memiliki total 13 hukuman, menurut Jaksa Paris Laure Becuau.

Menurut Beccuau, pengadilan Marseille saat ini sedang menyelidiki Amra atas sejumlah kejahatan, termasuk berpartisipasi dalam pembunuhan terorganisir dalam geng, berpartisipasi dalam penculikan dan pemerasan.

Saluran berita CNN Prancis, BFMTV, melaporkan pria berusia 30 tahun itu merupakan tersangka bos narkotika. Namun pengacara Amra, Hugues Vivier, membantah hal ini dan mengatakan tidak ada tindakan yang dapat mengingatkan pihak berwenang bahwa kliennya memiliki profil yang “sangat berbahaya”.

Beccuau mengatakan catatan kriminal Amra tidak memuat hukuman apa pun terkait narkoba. Sebagian besar hukuman terkait dengan insiden perampokan yang parah. Beccuau menambahkan, Amra telah ditahan di berbagai lokasi di Prancis sejak Januari 2022.

Pada 10 Mei, Amra dinyatakan bersalah atas pencurian oleh pengadilan di Évreux, dan dia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.

Dia juga sedang diselidiki di Marseille atas penculikan yang mengakibatkan kematian, kata Becuau.

Beccuau mengatakan Amra ditempatkan pada keamanan tingkat tiga, artinya dia bukan tahanan dengan keamanan maksimum. Itu sebabnya hanya lima petugas yang mengawalnya keluar pengadilan saat dia kembali ke penjara.

Amra, yang lahir di kota Rouen, Perancis utara, pertama kali dihukum oleh pihak berwenang pada Oktober 2009, ketika dia berusia 15 tahun.

Amra diketahui mencoba melarikan diri dari penjara Évreux dua hari sebelum penyerangan. Berbicara kepada BFMTV, Emmanuel Baudin, pemimpin serikat penjaga penjara mengatakan: “Kami tahu bahwa dia mencoba melarikan diri dua atau tiga hari lalu dengan melihat jeruji selnya. Karena itulah teman-temanku memindahkannya ke bagian pemasyarakatan.

Dalam sebuah wawancara radio Perancis, ibu Amnra mengatakan dia menangis ketika mendengar tentang pembunuhan tersebut.

“Saya putus asa, saya menangis. Saya tidak benar-benar sehat. Bagaimana bisa ada nyawa yang hilang seperti ini? Ini membuat saya sakit… Ini serius,” katanya di stasiun radio Prancis RTL

Beccuau mengatakan serangan itu terjadi sesaat sebelum pukul 11.00 waktu setempat ketika van yang membawa Amra melewati pintu tol di wilayah Eure di Prancis utara. Tiba-tiba sebuah mobil Peugeot menabrak bagian depan mobil hingga menghentikannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top