Siapa Akan Mengendalikan Jalur Gaza Seusai Perang?

Usulan rencana Israel pascaperang di Gaza kepada sekutunya, Amerika Serikat (AS), adalah untuk memerintah bersama wilayah tersebut dengan keluarga-keluarga lokal yang berkuasa. Namun masalahnya adalah Hamas tidak ingin melihat siapa pun berbicara dengan musuh di wilayah yang masih dikuasainya.

Israel mendapat tekanan dari Washington untuk mengakhiri operasi militer yang telah menewaskan puluhan ribu orang hampir sembilan bulan kemudian. Namun, Israel tidak ingin Hamas mendapatkan kembali kekuasaan di wilayah tersebut setelah perang berakhir.

Akibatnya, beberapa pejabat Israel kesulitan merencanakan langkah selanjutnya setelah pertempuran berhenti.

Pilar utama dari rencana tersebut adalah pembentukan pemerintahan sipil alternatif yang mencakup aktivis lokal Palestina, menurut pernyataan publik sejumlah pejabat Israel. Aktor-aktor lokal ini bukan bagian dari struktur kekuasaan saat ini dan harus bersedia bekerja sama dengan Israel.

Baca Juga: Benarkah Israel Akhiri Perang untuk Bebaskan Sandera Gaza?

Namun, kandidat yang paling mungkin untuk peran ini di Gaza, yaitu para kepala keluarga lokal yang berkuasa, enggan untuk terlibat. Setidaknya demikian menurut wawancara Reuters dengan lima anggota keluarga besar di Jalur Gaza.

Tahani Mustafa, pakar senior Palestina di International Crisis Group, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Brussels, Belgia, mengatakan Israel secara aktif mencari suku dan keluarga lokal untuk bekerja bersama mereka. “Mereka menolak,” katanya.

Mustafa, yang telah melakukan kontak dengan beberapa keluarga dan pemangku kepentingan lokal lainnya di Gaza, mengatakan bahwa keluarga tersebut tidak ingin terlibat karena mereka takut akan pembalasan dari Hamas.

Meskipun Israel telah menegaskan bahwa tujuan perangnya adalah untuk menghancurkan Hamas, kelompok Palestina masih memiliki loyalis yang mampu memaksakan kehendaknya di jalan-jalan Gaza.

Ismail al-Tawabta, direktur kantor pers pemerintah yang dikelola Hamas di Jalur Gaza, mengatakan ketika ditanya apa dampaknya terhadap para pemimpin keluarga berpengaruh di Gaza jika mereka bekerja sama dengan Israel: “Saya memperkirakan hal ini akan memiliki konsekuensi yang mematikan. “

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima undangan tersebut pekan lalu. Dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 Israel, dia mengatakan Kementerian Pertahanan telah mencoba menjangkau suku-suku di Jalur Gaza, namun “Hamas menghancurkan mereka.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top