Sempat Tak Setuju, Cak Imin Kini Dukung Program Makan Siang Gratis

JAKARTA, virprom.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Jak Imin) kini mengamini program makan siang gratis yang akan diterapkan pemerintahan Presiden terpilih dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Chuck Imin di awal menyatakan bahwa sebagian besar anak stunting disebabkan oleh gizi buruk.

“Tahukah kalian hari ini leher tertinggal bukan karena kita tidak memberi mereka makanan enak, tapi karena menunya memalukan, menunya hanya berbahan dasar indomie, chiki, MSG. Ini kemanusiaan yang nyata,” ujarnya. Rekomendasi Kepala Daerah Tahun 2024 di Fairmont, Jakarta Pusat.

Baca juga: Chuck Imin: Pendidikan Kita Masuk Darurat Kekerasan Seksual Dimana-mana

Saat ini, banyak orang tua yang memberi anak mereka makanan yang kurang bergizi dan makanan ringan. Hal ini membuat anak-anak kekurangan gizi dan banyak yang menderita gagal ginjal.

Untuk itu, ia yakin program makan siang gratis ini bisa terlaksana dengan baik.

“Hari ini di RSCM, bayi-bayi mengalami kejang ginjal dan penyakit ginjal karena sembarangan makan. Ya kita sepakat Pak Prabowo akan bertindak untuk makan siang, kira-kira seperti itu,” ujarnya.

Saat Prabowo-Jibra menjadi lawannya di Pilpres 2024, sikap Jak Imi berbeda.

Ia pernah mengatakan, program makan siang gratis ini kurang tepat, apalagi untuk susu, karena bahan bakunya tidak tersedia di dalam negeri.

Dengan pembatasan tersebut, negara tentu akan mengimpor susu dari luar negeri untuk memenuhi program makan siang gratis.

“Isu pangan gratis itu menarik, susu gratis itu menarik, tapi susunya tidak ada, harus impor, dan ini untuk kepentingan masyarakat yang mengimpor susu,” kata Chuck Imin.

“Jika saat ini kita membutuhkan satu juta liter susu dan kita hanya membutuhkan 300 liter susu, bagaimana jika kita tidak mengimpornya?” katanya.

Chuck Imin juga bercanda bahwa program susu gratis ditawarkan untuk mencegah stunting atau gizi buruk pada bayi.

Baca juga: Jack Im ke Pimpinan PBNU: Kalau Bukan Ulama Harus Paham Konstitusi

Ia mengatakan, retardasi leher bukanlah masalah yang muncul secara tiba-tiba saat anak duduk di bangku sekolah dasar, melainkan muncul sejak dalam kandungan sang ibu.

“Pertumbuhannya semakin bertambah ya, baru SD lalu lehernya kerdil, bukan, pertumbuhan tinggi badan itu akibat tidak mendapat makanan bergizi dari dalam kandungan ibu, nyatanya ibu tidak ada persiapan. untuk hamil dengan persiapan yang matang. – kata Chuck Imin.

Chak Imin meyakini perencanaan pernikahan menjadi solusi permasalahan stunting di wilayah Garut.

Ia berpendapat, perencanaan pernikahan harus dilakukan sedemikian rupa agar persiapan prokreasi lebih baik dilakukan.

“Bicara soal keturunan, pernikahan itu harus resmi sebelum pernikahan direncanakan. Setelah kehamilan itu, ada target jangka waktu kehamilan 9 bulan,” kata Chuck Imin.

“Usia anak dimundurkan satu tahun dari nol bulan di dalam perut, merupakan usia kritis yang harus dijaga untuk mencegah pertumbuhan,” ujarnya.

Baca juga: Jak Imin: Saya dan PKB bersatu berkoalisi dengan Gerindra untuk membenahi perekonomian. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top