Sejarah QR Code, Kode “Kotak-kotak” yang Terinspirasi dari Permainan Go Board

virprom.com – Penggunaan kode QR (quick respon code) kini semakin banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu kegunaannya yang paling umum adalah uang tunai sebagai metode pembayaran nontunai. belanja Pindai atau baca kode QR melalui aplikasi m-banking atau e-wallet kami untuk melakukan pembayaran saat makan di restoran atau jajanan pinggir jalan.

Dengan kode QR kita dapat dengan mudah mengakses informasi misalnya “Sabtu”. Kami cukup memindai kode QR untuk melihat menu restoran; Untuk mengisi formulir kegiatan; untuk membuka situs web/internet; Ikuti orang-orang di Instagram; e-tiket angkutan umum; Pastikan untuk menghadiri acara/konser olahraga. Apakah sepatu yang kita beli itu asli atau tidak?

Meskipun penggunaannya sangat bagus dalam beberapa tahun terakhir. Teknik yang menggunakan gambar hitam-putih persegi besar dan kecil ini sebenarnya sudah ada selama 30 tahun.

Baca Juga: 8 Cara Bypass Kode QR yang Tidak Valid di WhatsApp atau “Mendeteksi Kode QR Ilegal” 1994 – Kode QR lahir di Jepang.

Sebelum kode QR, Dunia telah mengenal barcode yang terdiri dari garis-garis horizontal yang berjarak horizontal.

Garis-garis ini menyandikan informasi yang dapat dibaca oleh perangkat seperti pemindai kode batang. Barcode diterapkan pada produk, Digunakan untuk identifikasi dan pelacakan barang atau informasi lainnya dengan cepat dan akurat.

Namun kekurangannya adalah barcode hanya mampu menyimpan 20 digit data. Artinya, perusahaan harus melampirkan beberapa barcode pada suatu produk untuk memasukkan lebih banyak informasi. Hal ini dinilai tidak efisien sehingga terciptalah kode alternatif baru yang mampu menyimpan lebih dari 20 digit data.

Denso Corp, anak perusahaan Toyota Motor Corporation, merasakan hal tersebut.

Ia juga melakukan penelitian dan pengembangan untuk menyederhanakan alat komunikasi yang digunakan dalam sistem manajemen produksi Toyota.

Pada waktu itu, Denso menggunakan kode batang untuk melacak suku cadang mobilnya. Namun barcode hanya dapat mengubah informasi hingga 20 karakter alfanumerik (huruf dan angka).

Semakin banyak informasi yang perlu Anda wakili, seperti riwayat produksi dan transportasi. Semakin banyak barcode yang Anda butuhkan. Ini membutuhkan sekitar 10 barcode per produk. Hal ini juga dinilai tidak efektif.

Baca Juga: Video: Cara Membuat Kode QR di Aplikasi Canva

Gelombang Denso pada tahun 1992; Seorang insinyur di Denso Wave, anak perusahaan Denso Corp., Masahiro Hara mulai mencari alternatif pengganti barcode.

Hera mulai mengembangkan kode baru yang berisi lebih banyak informasi dan dapat dipindai dengan lebih efisien.

Barcode bersifat satu dimensi (1D) dan harus dipindai secara horizontal. Hera juga mencoba membuat kode dua dimensi (vertikal dan horizontal) yang dapat dipindai dari segala sisi. Desainnya terinspirasi oleh permainan papan Go

Kemudian, Masahiro Hara mendapatkan ide untuk kode baru yang dapat dibaca mesin saat memainkan permainan papan Go (Go Board). Permainan ini, juga dikenal sebagai “weiqi” di Tiongkok dan “baduk” di Korea, adalah permainan papan strategi untuk dua orang yang berasal dari Tiongkok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top