Sejarah Ketegangan Lebanon dengan Israel

Konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon selatan semakin memanas setelah kedua kelompok saling menyerang selama lebih dari delapan bulan.

Hizbullah mulai baku tembak dengan Israel pada 8 Oktober 2023, sehari setelah kelompok Hamas di Gaza menyerang dan menyerang warga sipil Israel, menewaskan sedikitnya 1.400 orang. Peristiwa ini memicu perang Gaza yang berlanjut hingga saat ini.

Baca juga: Hizbullah: Jika Israel Ingin Perang Total, Kami Siap

Hizbullah, sekutu Hamas, mengatakan serangannya ditujukan untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. 

Israel dan Hizbullah telah berperang berkali-kali. Terakhir kali terjadi pada tahun 2006. Israel telah lama menganggap Hizbullah sebagai ancaman terbesar di perbatasannya dan sangat prihatin dengan semakin berkembangnya persenjataan Hizbullah.

Hizbullah menganggap Israel sebagai negara ilegal yang didirikan di tanah Palestina yang diduduki dan ingin melenyapkannya.

Ketika ketegangan kembali meningkat di kawasan ini, inilah yang perlu Anda ketahui tentang sejarah konflik antara Lebanon dan Israel.

Sebelum 1948: Sebelum berdirinya Negara Israel, Lebanon sudah mendiskusikan hubungan seperti apa yang akan dimilikinya dengan Palestina, Makram Rabah, seorang profesor sejarah di American University of Beirut.

Lebanon memperoleh kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1943. Beberapa nasionalis di republik yang baru dibentuk ini percaya pada aliansi kecil yang akan menyatukan Lebanon dengan Zionis.

Namun para founding fathers Lebanon, khususnya Riad al-Solh dan Bechara el-Khoury, merasa tidak bisa bekerja sama dengan Israel sambil tetap menjaga hubungan baik dengan negara tetangga Arab.

1948: Negara Israel mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 14 Juni. Keesokan harinya, Mesir, Suriah, Yordania, Irak, dan Lebanon menyatakan perang terhadap Israel. Lebanon memiliki jumlah tentara paling sedikit di antara negara-negara Arab yang memerangi Israel pada saat itu.

Pasukan Israel menyerang pejuang Arab dan menduduki sementara bagian selatan Lebanon. Sebuah perjanjian ditandatangani pada tanggal 23 Maret 1949, dan pasukan Israel menarik diri dari perbatasan yang diakui secara internasional.

1965: Munculnya Fatah, partai nasionalis Palestina, sebagai kekuatan yang kuat di wilayah tersebut bertepatan dengan sengketa perbatasan baru antara Israel dan Lebanon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top