Said Abdullah: Semoga Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Nyata, Bukan Sekadar Gimmick

virprom.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Jawa Timur (Otim) Said Abdullah mengatakan, sudah ada pembangunan infrastruktur digital yang dilakukan pemerintah dalam satu dekade terakhir. digunakan dengan baik oleh para penjudi.

“Internet telah menjadi sarana yang memudahkan bermain game online. Selain itu, smartphone dengan koneksi internet yang besar sudah menjangkau pelosok desa,” kata Saeed dalam siaran persnya, Senin (15/08/2024).

Ia menjelaskan, jumlah ponsel aktif di Indonesia mencapai 354 juta unit dalam survei Google bertajuk “Thinking Technology, the Rise of Complexity: The Next Big Thing in Smartphones.”

. Judo mempunyai dampak sosial yang besar, dengan dilaporkan 70 persen perceraian “mengakibatkan efek judo di Yangon,” kata Saeed.

Baca Juga: Kata Abdullah: Kenapa PDI-P Selalu Tanya Soal Kasus Kaesang?

Bahkan, kata dia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) juga terlibat dalam judo.

Polisi membakar suami perempuan yang juga seorang polisi karena aktivitas judo sang suami. Yang lebih memprihatinkan, sidang PPATC juga berlangsung di gedung DPRK dan sedang diselidiki oleh Majelis Hakim DPRK. keterlibatan anggota DPRK dalam judo atas tuduhan tersebut, katanya.

Menyikapi berbagai hal tersebut, pemerintah pun membentuk gugus tugas penghapusan perjudian online. Gugus tugas ini diharapkan dapat bekerja secara hierarki.

. perjudian,” katanya.

Baca juga: Said Abdullah Semester I-2024 memaparkan tantangan dan prakiraan perekonomian Indonesia

Secara paralel, Said menekankan pentingnya gerakan budaya. Sebab pemberantasan perjudian tidak bisa dilakukan oleh negara saja.

Gerakan budaya hanya akan muncul jika satuan tugas TNI, Polri, dan birokrasi bisa bekerja nyata dengan terbukti menangkap seluruh petinggi campuran, kata Saeed.

“Contoh ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai bagian dari kekuatan universal. Kekuatan universal ini menjadi dasar gerakan budaya untuk memerangi dan mencegah segala perjudian,” lanjutnya. Sejarah perjudian di indonesia

Said menjelaskan perjudian berjalan seiring dengan peradaban manusia. Kegiatan ini sudah ada sejak Mesir kuno, Yunani kuno, Roma kuno, dan Tiongkok kuno.

Baca juga: Kata Abdullah: Banggar DPRK Beri Banyak Ruang untuk Pemerintahan Baru 

Berbeda dengan saat ini, perjudian dianggap sebagai aktivitas menyimpang. Tapi perjudian tidak pernah hilang. 

Meskipun ada perbedaan, perjudian telah diselenggarakan sejak abad ke-15. Beberapa negara Eropa bahkan melegalkan lotere untuk melokalisasi perjudian dan juga untuk meningkatkan pendapatan kerajaan, jelasnya.

Faktanya, perjudian berkembang pada abad ke-17. Pemilik ruang perjudian bahkan mendatangkan ahli matematika yang mengemukakan teori probabilitas dan algoritma perjudian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top