Said Abdullah: Banggar DPR RI Berikan Ruang Lebar bagi Pemerintahan Baru 

virprom.com – Politisi PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan pembahasan kerangka makroekonomi dan prinsip-prinsip utama Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dan Rencana Aksi Pemerintah (RKP) tahun 2025 memiliki nilai yang sangat penting dan strategis.

Sebab tahun 2025 merupakan tahun pertama pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subiano sekaligus tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. 

Oleh karena itu, setiap kebijakan yang diambil dalam pembahasan awal dan RKP 2025 akan menjadi landasan dan kerangka peluncuran pemerintahan baru, kata DPR yang juga Ketua Badan Anggaran (Bangar) RI itu, dalam keterangan tertulisnya. . Pernyataan Kamis (4/7/2024).

Hal itu diungkapkan Said saat menyampaikan dan menyetujui laporan Panja-Panja terkait pembahasan awal Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada Rapat Kerja Bangar DPR RI (RAKAR) bersama dan RKP tahun 2025, Kamis (4/7/2024). 

Mengatakan pihaknya telah membahas banyak hal, terutama kebijakan fiskal, konsep dasar, penerimaan, defisit dan keuangan, serta kebijakan belanja negara dan transfer ke sektor (TKD) serta RKP dan RAPBN untuk prioritas anggaran. Tahun Anggaran (TA) 2025. 

Baca Juga: Kata Abdullah: RAPBN 2025 Cukup Baik Menjawab Tantangan Perekonomian

“Dalam rapat Panitia Kerja (Panja), kami telah menyepakati setiap maksud, tujuan dan kebijakan pembangunan serta catatan Panja untuk memberikan ruang yang luas kepada pemerintahan baru,” ujarnya dalam keterangan pers.

Ia mengatakan, ruang diberikan kepada pemerintahan baru untuk menjalankan program komprehensif apa pun yang dituangkan dalam visi dan misi Presiden terpilih. 

Prasyarat dasar makroekonomi dan tujuan pembangunan tahun 2025 yang disepakati dalam pembahasan awal akan menjadi kerangka pelaksanaan proses pembangunan oleh pemerintah. 

“Kami berharap setiap asumsi makroekonomi dan target pertumbuhan dapat mencerminkan kondisi perekonomian nasional sekaligus menjawab tantangan perekonomian dan keuangan global yang masih diselimuti ketidakpastian,” ujarnya. 

Mengatakan, tekanan terhadap rupiah yang terus melemah juga menjadi perhatian karena perekonomian nasional rentan terhadap tekanan dan perubahan eksternal.

Baca Juga: Dengan catatan APBN 2025, kata Abdullah ingin isu hilirisasi dan kemandirian pangan menjadi fokus utama

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Bidang Perekonomian mengatakan, dalam rapat pimpinan (REKAR) pada 4 Juni 2024, Indonesia masih tertahan di pertumbuhan ekonomi lima persen. 

“Penting bagi kita untuk segera menemukan formula bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. 

Saat ini Indonesia sedang mengalami fase bonus demografi yang memungkinkan negara ini tumbuh lebih tinggi lagi. 

“Selanjutnya, kami telah memulai proses perubahan struktural yang diharapkan berdampak positif pada perbaikan struktur perekonomian,” ujarnya. 

Hal ini bisa menjadi landasan dan modal untuk keluar dari jebakan berpendapatan menengah menuju Indonesia Emas 2045, kata Said.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top