Saffron, Rempah Berharga untuk Membuat Parfum Para Raja

virprom.com – Saffron merupakan salah satu rempah termahal di dunia. Dikenal sebagai emas merah, kunyit telah digunakan selama berabad-abad sebagai pewarna dan penyedap masakan karena aromanya yang lembut dan rasa yang sedikit pahit. 

Namun, bahan ini juga sangat dihargai dalam wewangian karena aromanya yang unik, yaitu campuran pahit, sedikit pedas, kasar, lembut, dengan aroma bersahaja namun menarik. Terkadang kita juga mencium bau violet, tembakau atau rum pada bumbu ini.

Saffron dikenal sebagai rempah-rempah sejak zaman dahulu. Secara visual, kunyit terlihat seperti sulur tipis berwarna oranye atau merah tua berukuran 1 hingga 1,5 inci yang sebenarnya merupakan kepala putik kering dari bunga Crocus sativus, kerabat iris.

Untuk mendapatkan 1 kilogram saffron kita membutuhkan sekitar 200.000 kuntum (setiap kuntum tepat memiliki 3 kepala putik). Bukan tanpa alasan saffron dianggap sebagai salah satu rempah termahal di dunia, harga 1 kg saffron lebih dari 56 juta dollar AS.

Jadi jelas kalau parfum yang menggunakan saffron ini bukanlah parfum pasaran, melainkan bisa dikatakan parfum para raja. Selain itu, kunyit hanya menghasilkan sedikit minyak atsiri, yang harus disuling dalam atmosfer inert, jika tidak, minyak akan mudah teroksidasi karena sangat mudah menguap. 

Baca juga: Dupa dalam Sejarah Modern, Saffron Hangat, Elegan dan Modern

Saffron adalah rempah-rempah yang dikenal dengan banyak nama di seluruh dunia, seperti “zafran” dalam bahasa Spanyol, “kesar” dalam bahasa Hindi, dan “zafferano” dalam bahasa Italia. 

Kata “saffron” berasal dari kata Arab “zafaran” dan berarti “kuning”. Hal ini mencerminkan ciri khas warna kuning keemasan pada kepala putik tanaman yang digunakan untuk menghasilkan rempah tersebut.

Saffron berasal dari Asia Tengah, namun penggunaannya dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini ditanam di banyak negara, termasuk Iran, Spanyol, India dan Yunani. Budidaya safron sangat menuntut kondisi iklim dan tanah, yang merupakan salah satu alasan kenaikan harga.

Bukti bahwa kunyit telah lama digunakan sebagai parfum dapat dilihat pada lukisan dinding di pulau Santorini Yunani, dalam penggalian Akrotiri, yang berasal dari tahun 1500 SM. Jauh sebelum itu, jejak kunyit ditemukan pada pigmen yang ditemukan pada lukisan prasejarah berusia 50.000 tahun yang lalu. 

Menurut mitologi Yunani, Hermes melukai salah satu temannya, menyebabkan tiga tetes darahnya jatuh ke tanah, dan kemudian muncul bunga ungu yang indah dengan tiga putik merah di jantungnya. Oleh karena itu, saffron merupakan simbol kebangkitan.

Baca Juga: Parfum Tree Tears Trending dalam Wewangian Saffron Modern

Saffron memiliki sejarah panjang di bidang wewangian. Orang Mesir dan Yunani kuno sudah menggunakan rempah ini untuk mengharumkan tubuh dan rambut mereka. Bahkan konon Cleopatra kerap mandi dengan air rendaman kunyit agar wangi.

Selama berabad-abad, saffron telah dihargai karena keharuman dan keunikannya dalam wewangian. Saat ini, minyak kunyit digunakan dalam banyak parfum kelas atas, menciptakan aroma hangat dan eksotis yang membangkitkan aroma oriental atau oriental.

Pengolahan saffron merupakan langkah penting untuk mendapatkan kualitas terbaik. Setelah pengumpulan, kepala putik harus dipisahkan secara manual untuk menghilangkan bagian yang rusak atau berubah warna. 

Pastilles dikeringkan selama beberapa jam dalam kondisi suhu dan kelembapan ekstrim untuk mempertahankan aroma dan warnanya. Setelah kering, kepala putik ditimbang dan dikemas dalam wadah yang rapat agar tidak membusuk.

Saffron adalah wewangian lembut dan lembut yang memerlukan penanganan hati-hati untuk mempertahankan semua sifat aromatiknya. Para pewangi yang menggunakan kunyit dalam kreasinya harus menyadari hal ini. Memilih saffron yang berkualitas baik akan menghasilkan aroma yang luar biasa dan wangi mewah. 

Baca Juga: Patchouli dan Vetiver, Wewangian Woody Indonesia yang Bukan Terbuat dari Kayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top