virprom.com – Perselisihan baru muncul di tengah perselisihan antara China dan Filipina di Laut Cina Selatan. Kedua negara telah memperjuangkan klaim mereka atas beberapa pulau dan zona di Laut Cina Selatan.

Perselisihan keduanya semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan semakin seringnya tabrakan kapal, bentrokan, dan tuduhan ancaman bersenjata.

Namun, pekan lalu perselisihan meningkat ketika kapal Tiongkok dan Filipina bertabrakan di dekat Sabina Shoal. Keduanya saling menuduh melakukan pukulan dengan sengaja.

Baca juga: Filipina Sebut Beijing Tempatkan Kapal Raksasa di Laut Cina Selatan

Sabina Shoal diklaim oleh Tiongkok sebagai Xianbin Jiao, sedangkan oleh Filipina dianggap Escoda Shoal.

Letaknya sekitar 75 mil laut dari pantai barat Filipina dan 630 mil laut dari Tiongkok. Apa yang terjadi di Sabina Shoal?

Pada tanggal 19 Agustus, beberapa kapal Tiongkok dan Filipina bertabrakan di Kepulauan Spratly yang disengketakan.

Daerah ini kaya akan minyak dan gas. Baik Tiongkok dan Filipina telah mengklaim wilayah ini selama bertahun-tahun.

Penjaga pantai Tiongkok menuduh kapal Filipina “sengaja melecehkan” mereka.

Sementara itu, Filipina menuduh kapal Tiongkok melakukan “manuver agresif”.

Bentrokan kedua terjadi pada Minggu (25/8/2024), dan kedua pihak kembali saling menyalahkan.

Pihak lain termasuk Inggris, Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Uni Eropa mengkritik tindakan Tiongkok.

Pada hari Senin, Filipina mengatakan 40 kapal Tiongkok telah memblokade dua kapalnya dalam “misi kemanusiaan” untuk mengirimkan pasokan logistik ke Teresa Magbuana, kapal penjaga pantai Filipina yang dikirim ke Sabina Shoal beberapa bulan lalu.

Filipina mencurigai Tiongkok berupaya merebut kembali Sabina Shoal.

Mereka menunjuk pada hancurnya gundukan pasir dan terumbu karang di Sabina Shoal, yang difilmkan oleh penjaga pantai Filipina, dan menuduh Tiongkok menggunakan material tersebut untuk mengembangkan wilayah tersebut.