Rincian Skandal Sertifikasi yang Libatkan Toyota Yaris Cross

JAKARTA, virprom.com – Toyota Motor Corporation (TMC) mengaku melanggar proses sertifikasi tujuh model mobil yang dijual di Jepang, antara lain Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross.

Sedangkan empat model lainnya merupakan model yang sudah tidak diproduksi sejak 2014, yakni Crown, Isis, Sienta, dan RX. Hal ini menyebabkan perusahaan menghentikan sementara produksi dan distribusi produk dimaksud.

“Sebagai pihak yang terkait dengan Toyota Group, saya meminta maaf sebesar-besarnya,” kata Ketua TMC Akio Toyoda dalam jumpa pers, Senin (3/6/2024).

Baca juga: Menyusul Skandal Toyota, Akio Toyoda Kembali Minta Maaf ke Publik

Hal ini diketahui setelah TMC diinstruksikan Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, dan Transportasi (MLIT) Jepang untuk menyelidiki beberapa jenis kendaraan.

Perusahaan dan pemerintah kemudian memulai pemeriksaan ulang mulai tanggal 23 Januari 2024. Akibatnya, dua dari tiga sertifikat akses tersebut dilanggar atau dipalsukan.

CEO TMC First Customer Development Group Shinji Miyamoto menjelaskan bahwa sertifikasi adalah cara terpenting untuk menjual dan memproduksi mobil serta membuatnya lebih aman.

Secara umum, ada tiga cara untuk melakukan sertifikasi. Yang pertama adalah dengan meminta saksi dari dinas teknis yang sudah mapan untuk menyaksikan pengujiannya. Kedua, pabrikan melakukan uji sertifikasi secara internal dan menyerahkan datanya, katanya.

Baca Juga: Daihatsu Sebut Skandal Gran Max Tak Pengaruhi Penjualan

Sedangkan yang ketiga adalah penyampaian data terkait pengembangan uji sertifikasi. Dalam hal ini permasalahan diidentifikasi dengan metode kedua dan ketiga, kata Miyamoto.

Terkait konten, ia mengatakan, data yang disampaikan untuk persetujuan tim bukanlah data penting melainkan data konten tersebut berasal dari produksi satu bagian sampel lainnya.

Oleh karena itu, terdapat inkonsistensi janji alat peraga. Ada enam kasus yang terdokumentasi termasuk Corolla Fielder, Corolla Axio, Yaris Cross, Crown, Isis, Sienta dan RX untuk tahun produksi 2014 hingga 2020.

Kasus pertama melibatkan model tahun Crown dan Isis 2014-2015 terkait periode pembaruan data airbag. Jika terjadi tabrakan, penumpang paling terlindungi dengan sabuk pengaman dan kantung udara.

Namun, dalam pengujian pengembangan, metode waktu pengapian yang digunakan untuk menciptakan kondisi tabrakan lebih ketat dibandingkan aturan penyangga untuk uji kualifikasi.

Baca juga: Diumumkan, Generasi Baru Mazda RX-7 Gagal Meluncur Akibat Krisis Global.

Tujuan dari uji pengembangan ini adalah untuk menjamin keselamatan penumpang dengan sabuk pengaman dan airbag. Metode timing digunakan untuk memastikan pemasangan airbag pada prototipe uji, kata Miyamoto.

“Dalam keadaan seperti itu, sebaiknya uji sertifikasi dilakukan kembali dengan kondisi yang mendekati kondisi yang akan ditawarkan kepada pelanggan,” lanjutnya.

Kasus kedua terjadi pada tahun 2015 ketika perusahaan mengeluarkan penarikan kembali Corolla terkait cedera kepala pada pejalan kaki setelah tabrakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top