RI-Rwanda Teken Perjanjian Bebas Visa untuk Paspor Diplomatik dan Dinas

JAKARTA, virprom.com – Indonesia dan Rwanda menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Perjanjian tersebut ditandatangani setelah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta di Kementerian Luar Negeri di Jakarta Pusat pada Kamis (6 Juni 2024).

“Hari ini kita menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas,” kata Retno, Kamis.

BACA JUGA: Presiden Rwanda Naik Kereta Golf Bersama Jokowi Sampaikan Rencana Pembukaan Kedutaan Besar

Ia mengatakan perjanjian tersebut akan membantu memperkuat hubungan erat antara Indonesia dan Rwanda dengan menyederhanakan peraturan masuk dan tinggal bagi pejabat pemerintah dari kedua negara.

Indonesia telah memberikan status Visa on Arrival (VoA) kepada Rwanda sejak Februari tahun lalu untuk memperkuat hubungan antar komunitas, termasuk partisipasi B-to-B.

Retno mengatakan, kesepakatan tersebut merupakan satu dari tiga MoU yang ditandatangani usai pertemuan.

Selain perjanjian bebas visa, kedua negara juga sepakat menandatangani nota kesepahaman (MOU) perundingan politik.

“MOU ini akan menjadi landasan untuk membahas berbagai aspek kerja sama kedua negara dan bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan internasional,” kata Retno.

Saat ini kedua negara terus berupaya menyelesaikan nota kesepahaman (MOU) antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Rwanda untuk memerangi kejahatan terorganisir transnasional dan memperkuat kapasitas, kata Retno.

Ia berharap rencana tersebut bisa segera direalisasikan.

Perjanjian lainnya menyangkut kerja sama ekonomi, termasuk perdagangan, pertanian, industri, energi, pertambangan, dll.

Pasalnya, nilai perdagangan bilateral dengan Rwanda terus pulih pasca pandemi. Tahun lalu, volume perdagangan meningkat 100%, dan pada kuartal pertama tahun ini meningkat sebesar 32%. Kedua negara percaya bahwa masih banyak ruang untuk pembangunan.

“Kami juga membahas perkembangan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Rwanda serta menjajaki kemungkinan pembentukan PTA antara Indonesia dan East African Community (EAC),” kata Retno.

Baca juga: Gambaran Rwanda yang Pernah Mengalami Salah Satu Genosida Terburuk, Namun Kini Menjadi Salah Satu Negara Terbersih di Dunia

Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Biruta mengatakan perjanjian tersebut menyoroti komitmen bersama Rwanda kepada Indonesia untuk membangun kemitraan yang lebih dalam dan terstruktur di berbagai bidang.

Dikatakannya, dalam konsultasi komprehensif pagi ini, para menteri luar negeri kedua negara mengkaji secara mendalam kerja sama kedua negara di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan pendidikan.

Selain itu, jelasnya, “Kami sedang menjajaki berbagai cara untuk memperkuat kerja sama di bidang yang menjadi kepentingan bersama, seperti pariwisata, kesehatan, pertahanan, dan keamanan.” Dengarkan berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top