Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

“Salah satu prinsip pemisahan kekuasaan adalah prinsip checks and balances. Meskipun pemisahan kekuasaan membagi kekuasaan di antara pejabat yang berbeda, setiap pejabat diberikan sejumlah wewenang tertentu.

Seperti yang dikatakan Robert Weisberg di atas, dalam demokrasi, checks and balances merupakan mekanisme yang sangat penting untuk memastikan pemerintah beroperasi secara transparan dan akuntabel.

Mekanisme ini memungkinkan instansi pemerintah yang berbeda untuk saling mengawasi dan membatasi kekuasaan masing-masing sehingga tidak ada satu pihak yang mempunyai kekuasaan absolut.

Termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, pihak eksekutif (Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus menjaga hubungan kerja yang seimbang dan saling mengawasi.

Baca juga: Reformasi Seleksi Calon Kepala Daerah

Namun dalam praktiknya, checks and balances seringkali tidak berjalan baik, terutama jika terdapat ikatan kekerabatan antara pimpinan daerah dan pimpinan legislatif daerah.

Sederhananya, ketika pemimpin daerah memiliki ikatan kekerabatan dengan pimpinan DRP, maka dinamika pengawasan dan perimbangan kekuasaan menjadi terganggu.

DPRD, yang seharusnya berfungsi sebagai badan pengawas penting bagi pelaksanaan kebijakan, bisa saja kehilangan independensinya.

Dalam hal ini pengawasan terhadap layanan pengawasan seringkali dilemahkan oleh hubungan kekeluargaan sehingga mempengaruhi objektivitas dan integritas pengawasan.

Akibatnya, aktivitas pemerintah daerah yang diawasi ketat hanya bisa dikagumi tanpa evaluasi kritis, padahal kenyataannya banyak kekurangan dan penyimpangan.

Ikatan kekeluargaan dalam pemerintahan tidak hanya dapat melemahkan kontrol legislatif, namun juga menciptakan peluang besar bagi korupsi dan nepotisme.

Ketika kekuasaan terpusat pada keluarga, maka ada kecenderungan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan kepentingan bersama.

Hal ini menciptakan lingkungan yang buram dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dimana penyalahgunaan kekuasaan mudah terjadi dan sulit dideteksi.

Kasus Ratu Atut di Banten merupakan salah satu contoh paling mencolok betapa ikatan kekeluargaan dalam politik melemahkan prinsip checks and balances yang sangat penting dalam demokrasi.

Selama bertahun-tahun, Ratu Atu dan keluarganya mengendalikan pemerintahan Banten, menggabungkan kekuasaan eksekutif dan legislatif di tangan satu dinasti.

Hal ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi, yang akhirnya terungkap dalam berbagai kasus pengadilan yang melibatkan keluarga Attu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top