Presiden Perancis Bantah Penangkapan CEO Telegram Terkait Isu Politik

virprom.com – Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan dirinya tidak terlibat dalam penangkapan CEO Telegram Pavel Durov, yang ditangkap pada Sabtu 8/2024 di bandara Le Bourget Prancis pukul 20.00 waktu setempat. .

Hal ini terjadi setelah muncul rumor bahwa penangkapan Pavel Durov bermotif politik, khususnya terkait konflik politik Israel-Ukraina.

Pernyataan resmi tersebut disampaikan Emmanuel dalam postingan di akun X (Twitter) miliknya dengan akun @EmmanuelMacron.  Saya melihat informasi palsu tentang Prancis setelah penangkapan Pavel Durov.

Perancis sangat berkomitmen terhadap kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, kreativitas dan semangat kewirausahaan. Itu akan tetap sama.

Dalam Negara Hukum Em – Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) 26 Agustus 2024

Emmanuel, dikutip KompasTekno dari X.com, Selasa (27/8/2024), mengatakan: “Saya melihat informasi palsu tentang Prancis beredar di Internet setelah penangkapan Pavel Durov (dan itu tidak benar)”. 

Baca juga: CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis

“Prancis sangat berkomitmen terhadap kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, kreativitas dan kewirausahaan, dan diatur oleh hukum, baik dalam hal media sosial dan digital, untuk melindungi dan menghormati warga negara Prancis,” tambah Emmanuel.

Emmanuel menambahkan bahwa untuk proses selanjutnya dengan Pavel Durov, dia menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada otoritas setempat dan pengadilan. 

Sebab, penangkapan bos Telegram tersebut dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan pengadilan yang sedang berlangsung.

“Penangkapan ini sama sekali bukan keputusan politik dan saya akan melupakannya,” pungkas Emmanuel.

Pihak berwenang Prancis akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi atas penangkapan Pavel Durov. Kantor kejaksaan Paris mengatakan penangkapan Durov adalah bagian dari penyelidikan yang lebih besar atas tuduhan “partisipasi” dalam operasi ilegal, kepemilikan dan distribusi gambar tidak bermoral terhadap anak di bawah umur.

Investigasi dimulai pada 8 Juli dan berfokus pada orang-orang yang tidak disebutkan namanya.

Tidak jelas apakah Durov akan didakwa, tetapi pihak berwenang akan tetap ditahan hingga Rabu, 28 Agustus 2024, menurut NBC News.

Baca juga: Profil Pavel Durov, CEO Telegram Ditangkap di Prancis, Asetnya Banyak Masuk ke DPO

Diberitakan sebelumnya, Pavel Durov sebenarnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) otoritas Prancis alias Fichier des Recherches de Personnes.

OFMIN (Office Français de la Modernization et de l’Innovation Numérique), sebuah lembaga atau departemen pemerintah Prancis yang fokus pada modernisasi layanan publik melalui inovasi digital, juga mengeluarkan surat perintah penggeledahan atas nama Pavel Durov.

Otoritas Prancis menilai Durov melalui Telegram tidak mau bekerja sama dengan penegak hukum di negara tersebut terkait sensor atau koordinasi konten di Telegram.

Menurut pihak berwenang setempat, platform pengiriman pesan tersebut dianggap kurang terkoordinasi untuk melacak aktivitas kriminal. Beberapa di antaranya adalah peredaran narkoba, kriminalitas, prostitusi, dan penipuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top