Pilpres Iran 2024: Satu-satunya Kandidat Moderat Pimpin Sementara Perolehan Suara

TEHRAN, virprom.com – Kandidat moderat memimpin perolehan suara pada pemilu presiden Iran 2024.

Ia mengungguli tiga calon presiden Iran lainnya, banyak di antaranya loyal dan dikontrol ketat oleh pemimpin tertinggi.

Dalam pemilihan presiden Iran yang digelar pada Jumat (28 Juni 2024), dengan lebih dari 3,8 juta suara sejauh ini, Massoud Fezeshkian memperoleh lebih dari 1.595.000 suara.

Baca Juga: Kanada Tetapkan Garda Revolusi Iran Sebagai Kelompok Teroris

Sedangkan penantangnya, mantan perunding nuklir Saeed Jalili, memperoleh sekitar 1.594.000 suara.

Seperti dilansir Reuters, hasil penghitungan sementara diumumkan di televisi pemerintah pada Sabtu pagi (29 Juni 2024) oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri Iran, Mohsen Eslami.

Kantor berita Iran Tasnim melaporkan bahwa “kemungkinan besar” presiden Iran berikutnya akan dipilih dalam pemilihan putaran kedua setelah kematian Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu. Tidak ada perubahan kebijakan

Pemilihan presiden Iran berlangsung di saat meningkatnya ketegangan regional akibat perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Iran juga menghadapi tekanan Barat yang semakin besar atas program nuklirnya yang berkembang pesat.

Dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bertanggung jawab atas semua urusan penting negara, presiden Iran berikutnya diperkirakan tidak akan melakukan perubahan besar terhadap program nuklir Iran atau kebijakannya dalam mendukung milisi di Timur Tengah.

Namun, presiden menjalankan pemerintahan sehari-hari dan dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dan dalam negeri Iran.

Baca juga: 6 Calon Presiden Iran Pengganti Raisi Tak Banyak Pilihan

Reuters melaporkan bahwa tiga calon presiden Iran adalah calon presiden garis keras dan satu calon presiden moderat.

Massoud Pezeshkian, seorang tokoh moderat, mendapat dukungan dari kekuatan reformis yang sebagian besar terpinggirkan di Iran dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber yang dekat dengan Pezeshkian sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa Pezeshkian unggul dari pesaingnya dalam hal jumlah suara dari kota-kota kecil dan desa.

Tokoh terkemuka di antara kelompok garis keras yang tersisa termasuk Mohammad Bakker Khalibaf, ketua Majelis Nasional dan mantan komandan Garda Revolusi, dan Jalili, yang bertugas di bawah Khamenei selama empat tahun.

Kritik terhadap kepemimpinan ulama Iran mengatakan rendahnya jumlah pemilih dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan legitimasi rezim telah berkurang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top