Pesimistis Konflik LCS Bisa Selesai, Kababinkum TNI Usul Turunkan Tensi di Lapangan

JAKARTA, virprom.com – Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI Laksamana Kresno Buntoro meragukan konflik di kawasan Laut Cina Selatan (LCS) bisa terselesaikan karena permasalahannya tumpang tindih dan melibatkan banyak negara.

Hal itu diungkapkan Kresno dalam seminar nasional Sejarah TNI Angkatan Laut bertajuk “Perspektif Sejarah Indonesia tentang Rahasia Konflik Maritim Natuna Utara dan Papua” di Balai Samudra, Jakarta Utara, Senin (7/8/2024).

“Kalau ada konflik dua (negara) sangat mudah diselesaikan. Tapi kalau ada konflik antar enam (negara), bagaimana penyelesaiannya? Apalagi kalau bicara wilayah lalu tumpang tindih, itu sangat sulit. Atau mungkin tidak bisa,” kata Kresno, Senin.

Kresno mengamini narasi bahwa konflik yang melibatkan dua negara lebih sulit diselesaikan.

Baca juga: Soal Konflik Laut China Selatan, Kepala Pusat Penerangan Masyarakat TNI: Selama Tidak Campuri Kedaulatan, Kami Akan Bela Negara Ini

“Misalnya ada enam negara dalam satu kawasan yang tumpang tindih, bagaimana kita bisa menentukan garis (negaranya)?” kata Kresno.

Menurut Kresno, persoalan LCS bukan soal klaim atau tumpang tindih wilayah, melainkan bagaimana negara-negara meredam ketegangan di kawasan LCS.

Oleh karena itu, ia mendorong diplomasi militer, seperti studi bersama di bidang LCS.

Soal cara meredam ketegangan, Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksdya Irvansyah pernah menyarankan agar kapal Penjaga Pantai dikerahkan sebagai pengganti unsur kapal perang TNI Angkatan Laut di Laut Cina Selatan (LCS).

Sebab, pelanggaran yang terjadi di LCS dan Laut Natuna Utara saat ini banyak dilakukan oleh kapal sipil.

Baca juga: Dinamika Laut Cina Selatan, TNI AL Lancarkan Operasi yang Mengutamakan Interoperabilitas dengan AU

“Demi pertahanan di LCS, kami tidak serta merta mengutamakan TNI. “Karena yang kita hadapi sebagian besar adalah kapal sipil,” kata Irvansyah dalam webinar yang diselenggarakan Kajian Strategis dan Pertahanan Indonesia (ISDS), Selasa (19/3/2024).

“Kapal nelayan Vietnam, kapal Penjaga Pantai China, dan kapal lainnya, sebagian besar kapal sipil,” kata mantan Komandan Koordinasi Pertahanan Daerah I itu.

Irvansyah juga bertemu dengan Penjaga Pantai beberapa negara ASEAN, antara lain Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

“Kami menilai ada kecenderungan ketegangan di Laut Cina Selatan akan berkurang jika militer maju,” kata Irvansyah. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top