Pernah Jadi Kritikus Nomor 1 Trump, JD Vance Kini Dipilih Jadi Cawapres

Penulis: Randy Waksana dan Rio Tusikal/VOA Indonesia

Washington DC, Kompas. com – Spekulasi siapa calon wakil presiden Donald Trump dari Partai Republik akhirnya terjawab oleh Senator J.D. Dengan pemilihan Vance.

Vance adalah pendatang baru dalam politik nasional dan senator AS termuda sejak Richard Nixon pada tahun 1952.

Vance diumumkan sebagai cawapres Trump pada Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee pada Selasa (16/7/2024).

Baca juga: JD Vance pernah membandingkan Trump dengan Hitler

Melalui akun Truth Social-nya, Trump menyebut Vance adalah orang yang tepat untuk menjadi wakil presiden.

Senator asal Ohio ini mewakili identitas Rust Belt, sebuah kawasan yang pernah menjadi jantung industri dan kini mengalami kemunduran, sehingga banyak warga yang mengidentifikasikannya dengan slogan kampanye Trump, Make America Great Again, atau disingkat MAGA.

“Dari sekian banyak pilihan mantan Presiden Trump, Senator Vance adalah yang paling dekat dengan mega-gaya dan filosofi Presiden Trump,” kata Joel Goldstein, seorang sejarawan yang mempelajari kinerja presiden AS.

Kandidat presiden biasanya memilih calon wakil presiden yang mampu menjangkau calon pemilih di luar basisnya. Namun hal itu tidak terjadi saat ini, menurut Goldstein.

“Saya pikir apa yang diharapkan oleh Presiden Trump adalah sesuatu yang akan mendorong sebagian pemilih untuk memilih, yaitu orang-orang yang tidak akan memilih. “Venus itu akan menjadi karakter yang menarik bagi orang-orang dengan latar belakang yang sama,” tambahnya.

Vance pertama kali menjadi terkenal melalui otobiografinya, Hillbilly Elegy, yang menceritakan kisah masa kecilnya di Middletown, Ohio di tengah kemiskinan dan kesulitan ekonomi.

Orang tua Vance bercerai, dan ibunya adalah seorang pecandu narkoba, jadi dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya.

Baca Juga: Trump menunjuk Senator J.D. sebagai cawapresnya pada Pilpres AS 2024 Vance memilih

Vance kemudian mengejar karir di Korps Marinir, gelar dari Ohio State University dan Yale Law School, dan karir di modal ventura sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Vance sebelumnya sudah jelas dalam sikap anti-Trumpnya.

Ia pernah menyebut mantan presiden tersebut sebagai sosok yang “dibenci” dan “Hitler-nya Amerika”, namun kini ia menjadi pendukung setia Trump.

Tak lama setelah penembakan Trump di Pennsylvania, JD Vance menyalahkan retorika Presiden Joe Biden.

Penembakan itu membayangi Konvensi Nasional Partai Republik yang diadakan di Forum Fisro di Milwaukee.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top