Perkembangan “Cyber Security” Indonesia Mutakhir (Bagian I)

Apakah Anda pembaca virprom.com masih menerima pesan instan di WA (WhatsApp) dari nomor tak dikenal dan mengirimkan lampiran dalam bentuk PDF padahal tidak? Berita WA tentang pengiriman paket? Undangan pernikahan? Juga undian berhadiah?

Jika demikian, keamanan siber harus terus dibicarakan di negeri ini. Teruskan diskusi – termasuk rangkaian artikel ini – agar semua pihak sadar dan tidak pernah puas dengan segala sesuatunya baik-baik saja.

Data riset Shared Vision dari berbagai sumber menunjukkan bahwa Jakarta menjadi provinsi yang paling terkena dampak serangan siber di Indonesia pada tahun 2023, dengan jumlah mencapai 100,98 juta jiwa. Peningkatan ini setara dengan 36,08 persen dari total jumlah serangan siber nasional.

Disusul Riau yang mendapat 72,93 juta serangan. Sedangkan Jawa Tengah berada di peringkat ketiga dengan 72,93 juta serangan.

Tahun lalu, total terjadi 279,84 juta serangan siber di Indonesia. Jumlah tersebut sebenarnya mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yakni pada tahun 2022 yaitu sebanyak 370,02 juta jiwa.

Inggris memiliki serangan siber terbanyak di Indonesia dengan 59,73 juta serangan, disusul Amerika Serikat (38,68 juta), Tiongkok (20,56 juta), dan Prancis (19,27 juta).

Di antara berbagai serangan siber, salah satu jenis serangan yang cukup memprihatinkan adalah pencurian/kebocoran data pribadi atau yang biasa disebut data pelanggaran, dengan jumlah kejadian sebanyak 19 kali pada tahun lalu.

Tahun-tahun sebelumnya adalah tahun 2022 (35 event), 2021 (20 event), 2020 (21 event) dan 2019 (3 ​​event).

Beberapa kasus seperti PT KAI, PT Bank Syariah Indonesia, dan Komisi Pemilihan Umum menarik perhatian publik atas pembobolan data tahun 2023.

Dalam kasus pembobolan data PT KAI, peretas meminta uang tebusan sebesar 11,69 Bitcoin (setara Rp 7,5 miliar), pembobolan tersebut diduga dilakukan oleh Stormous, grup ransomware ternama The Five Families.

Mengutip berbagai laporan, pembobolan data memperoleh data ilegal berupa 22.500 login pelanggan, 82 kredensial karyawan KAI, 50 kredensial karyawan dari perusahaan mitra KAI lainnya, catatan pajak kereta api, proyek perusahaan, data sistem internal, catatan perusahaan. , data sistem informasi geografis (GIS), data sistem pertukaran, informasi angkutan kereta api, dll.

Stormous diduga menyusup ke jaringan internal PT KAI melalui VPN perusahaan dan memanfaatkan celah VPN untuk meretas beberapa akun karyawan.

Begitu berada di dalam jaringan internal, pelaku ancaman akan memeriksa berbagai panel kontrol, sistem, gudang, dan titik akses jaringan.

Peristiwa mengerikan di Bank Syariah Indonesia (BSI) diyakini menyebabkan serangan ransomware yang menonaktifkan layanan BSI, ATM, cabang, dan ponsel BSI sepanjang hari pada 8 Mei 2023 dan perlahan pulih pada 12 Mei. .

Kemudian, pada 13 Mei 2023, muncul di Twitter bahwa kelompok peretas Lockbit mengklaim telah mencuri 1,5 TB data, termasuk 1,5 juta data pelanggan dan karyawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top