Perjuangan Petenis China Zheng Qinwen Raih Emas Olimpiade Paris, Kerja Keras sejak Kecil

Paris, virprom.com – Petenis asal China, Zheng Qinwen bercerita tentang perjuangannya sejak kecil hingga menjadi atlet tangguh hingga akhirnya meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Pada Sabtu (3/8/2024) usai memenangi nomor tunggal putri tenis, Zheng menyampaikan belasungkawa kepada orangtuanya.

Medali perak Tuan Zheng adalah medali emas pertama Tiongkok dalam olahraga ini. Ia mengalahkan Donna Vekic asal Kroasia dengan cara spesial, 6-2, 6-3.

Baca Juga: Mundur dari Kompetisi Bulutangkis Olimpiade, Carolina Marin mendapat banyak dukungan

Zheng mengatakan kemauan kuat ayahnya adalah kunci dari masa bersejarahnya di Roland-Garros.

“Dia mengajari saya dengan keras. Bahkan saat Tahun Baru Imlek tidak ada istirahat. Dia akan mengajak saya lari, dia akan menyuruh saya berlari naik turun tangga untuk belajar sendiri,” kenangnya tentang AFP. .

“Saya mengambil cuti dua atau tiga hari ketika saya berusia 14 atau 15 tahun. Kesuksesan saya datang dari orang tua saya. Mereka membuat saya fokus pada impian saya,” tambahnya.

“Mereka selalu percaya pada saya, mereka tidak seperti orang tua lain yang mengatakan, ‘Kamu tidak bisa melakukannya’. Ketika saya berusia 9 atau 10 tahun, mereka mengatakan kepada saya bahwa saya akan memenangkan Grand Slam dan saya akan menjadi juara. .”.

“Jadi, terima kasih ibu dan ayah. Aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian. Aku sayang kalian.”

Baca selengkapnya: Hasil Olimpiade 2024: Nol Kemarahan, Gregoria Jatuh

Zheng menang di Philippe-Chatrier, tempat yang sama di mana rekan senegaranya Li Na memenangkan Prancis Terbuka 2011 dan menjadi juara Grand Slam pertama Tiongkok.

Li juga menjuarai Australia Terbuka 2014 dan menjadi pemain nomor 1 dunia.

Namun, penampilan terbaik Li Na di Olimpiade adalah peringkat keempat di Beijing Tahun 2008.

“Sejak kecil, Li adalah inspirasi besar. Saya ingin anak-anak, terutama perempuan, bisa bermain tenis.

“Olahraga ini bagus karena menunjukkan kepada Anda cara bertarung, menjadi kuat, dan cepat,” kata Zheng.

Di semifinal, ia mengalahkan peringkat 1 dunia Iga Swiatek untuk pertama kalinya dalam tujuh pertemuan, mengakhiri juara empat kali Prancis Terbuka 25 kali di Roland Garros.

Kini Zheng Qinwen berharap bisa lebih tenang dalam berkarier, terutama melepas ketegangan sejak final Australia Terbuka pada Januari 2024.

Baca selengkapnya: Amerika Serikat memecahkan rekor ulangan estafet Olimpiade di Paris 2024 Dengarkan berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top