Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

JAKARTA, virprom.com – Negara Indonesia merayakan hari lahir Badan Intelijen Negara (BIN) setiap tahun pada tanggal 7 Mei.

Sepanjang sejarahnya, organisasi yang saat ini dipimpin oleh Budi Gunawan ini telah berganti nama sebanyak enam kali sejak didirikan pada 7 Mei 1947.

Pergantian nama organisasi tersebut diawali dari Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BRANI), Badan Koordinasi Intelijen (BKI), dan Badan Intelijen Pusat (BPI).

Nama BPI kemudian diubah menjadi Komando Intelijen Negara (KIN), Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan yang terbaru BIN.

Berikut cara mengganti nama badan intelijen Indonesia:

Menurut situs resmi BIN, badan intelijen pertama Indonesia yang disebut Badan Khusus (BI) didirikan setelah kemerdekaan.

Baca juga: Sejarah BSN Hari Ini yang genap berusia 78 tahun

Kolonel Zulkifli Lubis mengepalai badan tersebut bersama dengan sekitar 40 mantan tentara Peta yang menjadi penyelidik khusus militer.

Lembaga ini dikelola oleh lulusan Sekolah Intelijen Militer Nakano yang didirikan pada tahun 1943 pada masa pendudukan Jepang.

Selain itu, pada bulan Mei 1946 dilakukan pelatihan khusus di wilayah Ambarawa Jawa Tengah. Sekitar 30 lulusan muda telah diterima menjadi anggota Brani.

Badan ini menjadi payung gerakan intelijen, dengan beberapa unit khusus bahkan operasi di luar negeri.

Kemudian mantan Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin mendirikan Badan Pertahanan B pada bulan Juli 1946 yang dipimpin oleh seorang mantan Komisaris Polisi.

Kemudian, pada tanggal 30 April 1947, seluruh badan intelijen disatukan di bawah Kementerian Pertahanan. Brani B adalah Divisi V Badan Pertahanan.

Pada awal tahun 1952, mantan Kepala Staf TNI T.B. Simatupang disingkat menjadi Badan Intelijen Badan Penerangan Personel Militer (BISAP).

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Model Budidaya Ikan Nila Garam di Karawang Besok

Tahun itu, mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan mantan Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menerima proposal Badan Intelijen Pusat AS (CIA) untuk melatih calon intelijen Indonesia di pulau Saipan, Filipina.

Antara tahun 1952 dan 1958, semua angkatan dan polisi memiliki badan intelijen terpisah tanpa koordinasi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top