Peretas PDN Ingin Pulihkan Data Rabu Besok, Pengamat: Jangan Percaya Janji Palsu

JAKARTA, virprom.com – Pemerintah diimbau untuk tidak langsung percaya dengan pesan peretas Pusat Data Nasional (PDN) yang mengaku memberikan kunci pemulihan data yang terkena ransomware.

Alfons Tanujaya, inspektur keamanan siber Vaccine.com, mengatakan kelompoknya menyelidiki kebenaran pesan tersebut.

Alhasil, pesan tersebut memang diteruskan oleh kelompok peretas bernama Brain Cipher.

“Brain Cipher merilis pernyataan di situs mereka yang dapat kami akses. Ini adalah website resmi, sudah kami periksa dan benar. Lalu dia bilang akan melepaskan kunci dekripsi yang digunakan untuk mengenkripsi PDN pada Rabu ini, kata Alfons, Selasa (2/7/2024) saat ditanya.

Baca Juga: Saat Hacker Tunjukkan Belas Kasihan Kepada Pemerintah Indonesia Dengan Menjanjikan Memberikan Kunci Data PDN Gratis…

Namun, kata Alfons, belum ada kepastian peretas akan memulihkan data di PDN paling lambat Rabu (3/7/2024) besok.

Sebab, hacker tidak memberikan informasi waktu dan tanggal pemberian kunci.

Alfons sebenarnya menemukan bahwa hitungan mundurnya adalah 3.105 hari di situs tersebut.

Menurutnya, hitungan mundur seharusnya menjadi waktu bagi peretas untuk memulihkan data yang diretas.

“Jadi harus hati-hati, jangan mudah tertipu dengan janji palsu. Katanya Rabu ini berarti Rabu ini. Apakah Rabu ini benar-benar Rabu, ataukah besok benar-benar Rabu? “Dia tidak memberi tanggal,” kata Alfons.

“Kecuali dia mengatakan Rabu 3 Juli 2024, kami bisa mempercayainya, dia akan dibebaskan pada hari Rabu.” Lalu ada 3.105 hari ke depan. Jadi jika Anda membagi 3.105 hari itu menjadi 365 hari dalam setahun, itu masih sekitar 8,5 tahun. “Mungkin dia akan merilisnya dalam 8,5 tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Peretasan PDN, Sebut Budi Arie Menteri Hadiah

Selain itu, peretas juga menyediakan akun dompet digital Monero untuk mengirimkan donasi di situs resminya.

“Dia meninggalkan akun Monero-nya, nanti kita bisa berkontribusi. Mengapa dia menggunakan Monero? karena itu akun bitcoin yang sulit dilacak siapa pemiliknya,” kata Alfons.

Diberitakan sebelumnya, kelompok peretas Brain Cipher yang diyakini bertanggung jawab atas serangan ransomware di server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, pada Rabu (3/7) mengumumkan akan membuka akses data pemerintah yang ” disandera”. /2024).

Dijanjikan bahwa kunci akses akan diberikan secara gratis.

Awalnya, kelompok hacker tersebut meminta uang tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp 131 miliar.

Baca juga: Peretas PDN: Semoga Indonesia sadar akan pentingnya keamanan siber dan sumber daya manusia yang terampil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top