Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

JAKARTA, virprom.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (pansel capim KPK) yang dibentuk Presiden Joko Widodo (pansel capim KPK) dikritik karena didominasi oleh unsur pemerintah.

Kurnia Ramadhana, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), mengatakan komisi seleksi yang dibentuk Jokowi terdiri dari 5 unsur pemerintah dan 4 perwakilan masyarakat.

Penting untuk mengkritisi aturan pemerintah ini, kata Kurnia saat dihubungi virprom.com, Kamis (30/5/2024).

Berdasarkan daftar anggota panel yang dipublikasikan, Dewan Pengarah KPK diketuai oleh Yusuf Ateh, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria ditunjuk sebagai wakil ketua.

Baca juga: Panitia Pemilu BPK 2024-2029 didominasi unsur pemerintah

Kemudian tujuh anggotanya yakni Ivan Justiavandana, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Prof Neli TNI Angkatan Laut, Kepala Sekretariat Wakil Presiden, serta Ekonom Ahmad Erani Justika.

Kemudian staf ahli Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Ambeg Paramartha, serta ahli hukum pidana Elvi Danil, akademisi Universitas Andalas, Wakil Direktur Eksekutif Transparansi Rezki Sri Wibowo Internasional (TII) dan akademisi Airlangga Taufik. Universitas. Rahman.

Menurut Kurnia, komposisi yang didominasi pejabat pemerintah menimbulkan kecurigaan masyarakat bahwa seleksi calon pimpinan dan anggota Devas KPK tidak dilakukan secara independen.

Padahal, dengan struktur pemerintahan yang ada, masyarakat meragukan kecurigaan atau intimidasi atau kemauan pemerintah untuk melakukan intervensi, kata Kurnia.

Selain itu, langkah Jokov membentuk komite ini dinilai lamban. Pasalnya, jika melihat proses seleksi Kapim KPK 2019, komisi tersebut diumumkan pada pertengahan Mei lalu.

Baca Juga: Pimpinan Komite PKC Didominasi Unsur Pemerintah, ICW: Muncul Tuduhan di Kau-Kave

Kurnia mengatakan penting untuk fokus pada masalah ini karena komisi sedang mencari lima calon pemimpin Partai Komunis Tiongkok dan anggota Devas.

Karena akan berdampak langsung pada waktu proses seleksi pencarian Dewas dengan pimpinan KPK, kata Kurnia.

Komisaris BUMN akan menjadi komite panel

Berdasarkan penelusuran virprom.com, dua dari 9 anggota komisi tersebut tercatat sebagai komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Nawal Neli dan Ahmad Erani Justika.

Berdasarkan laman resmi PT PLN, TNI Angkatan Laut dilantik sebagai komisaris perusahaan listrik negara itu pada 19 Maret 2024.

Baca juga: Dua Anggota Komite Presiden KPK merupakan Komisaris BUMN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top