Nilai Pilkada Langsung Bikin Konflik Kepala Daerah, Mendagri: Ini Menghambat Pembangunan

JAKARTA, virprom.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung kerap membuat hubungan gubernur dengan wakil atau walikota salah paham karena persoalan politik.

“Kami melihat ini adalah kecepatan untuk menyelesaikan pembangunan tanpa hambatan politik, karena yang kita alami selama ini sering terjadi hubungan tanpa kompromi antara gubernur dan eksekutif/walikota,” kata Tito dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR. . . DPR RI di Kompleks Bunge, Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Baca juga: Mendagri Minta Pemda Pertimbangkan Anggaran Pengelolaan Perbatasan di APBD

Ia mengatakan, perbedaan partai politik (parpol) antara kepala daerah yang dipilih langsung dan masyarakat kerap menimbulkan situasi perselisihan.

Baginya, keadaan ini membuat pembangunan menjadi buruk dan merugikan masyarakat.

Apalagi kalau partainya berbeda, suatu partai tidak perlu bersatu, konflik, apalagi partainya berbeda, sering kali menimbulkan gesekan. Ada hambatan politik di sana, mengganggu pembangunan masyarakat, jelasnya.

Di sisi lain, Tito mengatakan, situasinya berbeda dengan pemimpin yang ditunjuk langsung oleh pemerintah.

Sebab, pemimpin diangkat langsung, bukan kader partai politik, dan tidak mengeluarkan biaya politik untuk menjadi pemimpin di daerah tertentu.

“Karena mereka tidak punya biaya politik seperti para pemilih di daerah yang harus mengeluarkan biaya politik besar untuk bertarung, dan sebagainya,” ujarnya.

“Ya, mereka tidak bisa bermain sebagai beban politik, untuk membayar beban politik, ini juga merupakan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan baik,” tambah Tito.

Baca Juga: Mendagri: Klaim China Jadi Masalah, Postur Militer Dikuat di LCS

Diketahui, saat ini wacana amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tengah dibahas MPR RI dengan menggelar rapat multipihak.

Bahkan, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membuka kemungkinan pemilihan presiden (pilpres) amandemen ini tidak lagi diselenggarakan langsung oleh rakyat, melainkan kembali berdasarkan musyawarah rakyat Indonesia. Parlemen.

Belakangan, Bambang mengaku belum pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebut seluruh parpol sepakat amendemen UUD 1945, termasuk tidak membahas terpilihnya kembali Presiden MPR RI.

Baca Juga: Ketua MPR Bamsoet Klarifikasi Deklarasi Perubahan UUD 1945 Usai Lapor ke MKD

Di sisi lain, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengatakan MPR RI hanya membahas persoalan evaluasi pemilu parlemen (tinggi) dan pilkada. Belum ada pembahasan evaluasi proses pemilu presiden. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top