Nestapa Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris, Pengamat Sedih dan Soroti Mindset Pemain

virprom.com – Pengamat sekaligus pelatih bulu tangkis Andre Edistia menjadi salah satu pihak yang turut menyoroti sulitnya posisi tim Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Ia mengaku sedih dengan nasib Merah Putih di Olimpiade karena memberikan dukungannya kepada satu-satunya anggota timnas Indonesia yang tersisa, Gregoria Mariska Tunjung.

Gregoria akan menghadapi juara Thailand Ratchanok Inthanon pada babak perempat final tunggal putri, Sabtu (8/3/2024).

“Sedih. Tak ada wakil lagi kecuali Greg (Gregory Mariska). Kita harap dia tidak terlalu memikirkan untuk menjadi beban,” ujarnya saat disapa virprom.com, Jumat (2/8/2024) malam. .

Indonesia menurunkan sembilan pebulutangkis untuk Olimpiade Paris 2024.

Namun, dua pemain andalan tunggal putra, Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, gagal lolos dari grupnya.

Hal ini mungkin menjadi kekecewaan terbesar bagi banyak pecinta bulutangkis karena ini merupakan pertama kalinya tunggal putra Indonesia gagal lolos ke babak sistem gugur sejak bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade 1992.

“Jojo terlihat tegang, sangat berhati-hati dan banyak yang mati,” lanjut Andrej.

Ginting mengapresiasi bahwa ia telah mencoba segalanya, namun hari itu Toma (Junior Popov) tampil luar biasa baik, dan dukungan besar dari penonton menjadi motivasi yang baik baginya.

Divisi ganda putra yang sebelumnya telah meraih tiga medali emas oleh Rexy Mainakya/Ricky Subagya (Atlanta 1996), Tony Gunawan/Kendra Vijaya (Sydney 2000) dan Hendra Setiawan/Marquis Kiddo (Beijing 2008) juga bisa berkata banyak.

Baca Juga: Fajr/Ryan Minta Maaf Usai Tersingkir dari Olimpiade 2024

Mantan peringkat satu dunia Fajr Alfian/Muhammad Ryan Ardianto harus mengakui keunggulan atas Liang Weikeng/Wang Chang di perempat final debut Olimpiade mereka.

Fajr/Ryan sebenarnya bermain bagus, namun di nomor utama kurang tenang dan pasangan China lebih nekat dan berhasil lolos, kata mantan Atlet Pelatnas Sipayong itu.

Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binprez) PP PBSI, Ricky Sobegadge, Andre menjelaskan mentalitas para pemain saat bertanding di La Chapelle Arena, venue bulutangkis Olimpiade Paris.

“Yang salah itu cara berpikirnya. Kalau dilihat dari persiapannya sudah 100 persen,” ujarnya. “Federasi sudah menyediakan semuanya, mulai dari fasilitas, pemandu, psikolog, ahli gizi, fisioterapis, semua kebutuhan sudah disiapkan.

“PBSI sebenarnya sudah memberikan dukungan maksimal kepada para atlet.”

Baca Juga: Anthony Ginting: Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tidak cukup…

“Kalau bicara konsep persiapan singkat? Saya pikir semua negara lain mengikuti agenda kompetisi yang sama. Seharusnya tidak terpengaruh.”

Ke depan, Andre mengatakan tim Indonesia harus bisa menemukan konsistensi penampilan di BWF World Tour.

“Kami bisa merebut gelar All England, tapi banyak yang tersingkir di babak awal,” kata mantan pelatih Sabar Kariman Gutama/Moh Reza Pahlavi.

“Bagaimana kita bisa mendapatkan relevansinya sekarang. Jika Anda melihat Tiongkok bisa relevan selama ini, bagaimana bisa. Anda harus bisa belajar dari hal itu.” Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top