MUI Harap Prabowo Perangi Koruptor dan Mafia di Tahun Pertama Pemerintahan

JAKARTA, virprom.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharapkan Presiden Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden. Ia mampu menerapkan kebijakan keras untuk memerangi korupsi dan mafia pada tahun pertama pemerintahannya.

Menurut Anwar Abbas, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah harus tegas terhadap pelaku korupsi dan mafia perusak keuangan negara.

Untuk itu, saya berharap pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dapat bertindak tegas terhadap para koruptor dan mafia, kata Anwar dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Selasa (11/6/2024).

“Kalau perlu, proyek tahun pertama menjabat presiden adalah membangun penjara,” kata Anwar.

Baca Juga: Pengamat: Prabowo Baru Bisa Kirim Pasukan ke Gaza Setelah Gencatan Senjata

Anwar berharap penjara itu bisa dijadikan rumah bagi para koruptor dan mafia.

Menurutnya, pembangunan penjara baru ini penting untuk menjadikan Indonesia bebas dari korupsi dan mafia.

“Ini hal penting untuk menjaga negara ini tetap baik. Karena korupsi dan mafia yang berperan besar menimbulkan banyak permasalahan di negara ini,” kata Anwar.

Jadi kalau bisa kita hilangkan dan hancurkan. Kemajuan negara ini pasti lebih besar dari apa yang kita lihat sekarang, lanjut Anwar.

Baca selengkapnya: Prabowo mewakili Jokowi terbang ke Yordania untuk menghadiri KTT Tanggap Darurat Gaza

Anwar dibuat bingung dengan maraknya korupsi dan mafia di era reformasi. dan merupakan bagian dari banyak cabang pemerintahan

Ia mengutip mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. (Menkopolhukam) Mahfud MD tentang perbedaan korupsi di era Orde Baru yang hanya ada di kalangan eksekutif.

Namun, kata Anwar, perilaku korupsi kini sudah merajalela di tingkat legislatif dan yudikatif.

“Entah kenapa para pengkhianat negara berupa korupsi dan mafia di era reformasi semakin menggila,” kata Anwar.

Baca Juga: Prabowo Wakili Jokowi di KTT Tanggap Darurat Gaza Ini yang Akan Dibahas.

“Pada masa Orde Baru, kata Dr Mahfud, korupsi hanya bisa dikatakan ada pada lembaga-lembaga administratif yang ada kutipannya. Namun kini praktik tersebut sudah merambah ke lembaga legislatif dan yudikatif,” lanjut Anwar.

Anwar lantas mengutip pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) pada masa pemerintahan Presiden Sukarno Soemitro Johadikoesomo yang menyebutkan 30 persen pendapatan dan belanja negara (APBN) bocor.

Ia membayangkan jika pemerintah bisa menutup kebocoran tersebut maka pemerintah akan menghemat APBN 1.000 triliun rupiah. Dengarkan berita kami dan pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top