Minta Anggaran Kemendikbud Tidak Ditambah, Anggota DPR: Tuhan Juga Tak Ingin Uang Negara Hilang

JAKARTA, virprom.com – Anggota Komisi

Pasalnya, kata Gubernur, anggaran Kemendikbud tidak menjangkau penerima manfaat atau tidak terbagi ke daerah sehingga banyak kendala dalam pelaksanaannya. Anita melaporkan hal itu ke Komisi DPR

Anita mencontohkan, di wilayahnya (dapil) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat 17 sekolah yang belum tuntas padahal empat sekolah dianggarkan sejak 2021.

Setelah itu, banyak guru yang lulus PPPK (Pekerja Kontrak) namun tidak mendapatkan Surat Keterangan Lulus (SC) di kabupaten NTT.

“Banyak guru di daerah terpencil yang tidak mendapat tunjangan. Kalaupun anggaran ditinjau hingga 2021, banyak sekolah yang tidak selesai. Saya contohkan: Kabupaten Kupang masih ada 17 sekolah yang belum selesai. 2021,” kata Anita. Unduh video dari virprom.com.

Baca juga: Anggota Komisi X Marah Atas Penunjukan Nadiem, Minta Komisi Pemberantasan Korupsi Geledah Buku Kemendikbud

Selain itu, menurut Anita, ada persoalan pelaksanaan anggaran dari Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan uang pengelola.

Ia juga mengajak Kemendikbud turun ke tempat untuk mengecek apakah penerima MIP menerimanya dengan baik. Sebab, banyak masyarakat yang memiliki akses terhadap data penerima namun belum mendapatkan haknya.

“Kalau down, naik panggung saja, semua jawabannya bagus. Namun usahakan turun ke masyarakat, penerima, dan orang tua, jika tidak melihat maka orang tua akan menitikkan air mata. Ya, ada namanya, ada SC, tidak ada uangnya. Sampai hari ini, dia mengakhirinya dengan nada tinggi.

Anita juga mengkritik pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tidak memberikan solusi dalam hal pendidikan bagi kelompok kurang mampu. Padahal, menurutnya, termasuk orang-orang yang cerdas dan terpelajar.

“Guru-guru masih di belakang dan menangis di belakang masih menangis. Bicara plafon digital, dimana penilaiannya untuk zona 3 T (Total, border dan eksterior). Baiknya diberikan pada daerah yang ada internetnya, tapi di daerah 3T diberikan kepada kita yang tidak ada internetnya. Dimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pak Menteri! – Aku kesal sekali, – kata Anita sambil memukul-mukul meja dengan tangannya.

Baca Juga: Kemendikbud Minta Tambahan Dolar Rp 25 Triliun, Ini Penjelasannya

Dia sangat marah dan Anita bertanya kepada pengurus komisi

“Jadi saya mohon kepada pimpinan, kita akan memberikan saran kepada Komite Pemberantasan Korupsi (ACC), cek apa yang ada di Kemendikbud, karena banyak persoalan, MIP, KIP, uang laki-laki, sebagian besar sudah ada. . hancur. “Tolong nak, saya minta kepada pimpinan, mari kita ajukan permohonan ke KPK pada tahun 2021, 2022. Coba lihat tahun 2023. Korupsi, kalau pemerintah punya banyak uang, tidak perlu. untuk menambah anggaran yang sudah dikeluarkan, tapi tidak untuk rakyat.” – dia berkata seolah dia sedang marah.

Terakhir, ia menegaskan Kemendikbud tidak membutuhkan tambahan anggaran lagi dalam pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja pemerintah (SIB) tahun 2025, karena masih banyak permasalahan dalam pelaksanaan anggaran tersebut.

“Nah, cerita anggarannya pak, jangan dinaikkan lagi. “Tuhan tidak ingin uang negara hilang seluruhnya,” kata Anita.

“Saya yakin dan percaya sampai saat ini anggaran dikurangi karena Tuhan melihat air mata orang miskin, jadi kalau anggaran dikurangi karena marah, mungkin ini kehendak Tuhan, mari kita memperbaiki diri, berhenti dan bertobat jika kita melakukannya. kami ingin melihat kemajuan negara ini,” ujarnya.

Baca juga: Penghargaan Korektif Kemendikbud Raih Rp 1,4 Triliun, Nadiem: Kurang Optimal

Hingga saat ini, rapat komisi masih berlangsung

Menurut Sekjen Kemendikbud Ristek Suharti, permintaan tambahan anggaran tersebut diberikan karena jika melihat batasan saat ini untuk tahun 2024, terdapat pengurangan sebagian besar batasan paparan untuk tahun 2025.

Saat ini defisitnya besar hingga Rp101,3 juta pada tahun 2024, namun batas penjaminan pada tahun 2025 hanya Rp83 juta, kata Suharti.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek menyediakan tambahan anggaran sebesar Rp25 triliun untuk mendukung dan menjamin terlaksananya serta peningkatan seluruh program yang dilaksanakan.

Baca juga: Komisi Marah Tunjuk Nadiem Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top