Mensos Risma Kerahkan Tim Tangani 18 Korban TPPO di NTT

KUPANG, virprom.com – Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos) Tri Rismaharini meminta jajarannya membentuk tim untuk menangani 18 korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Nusa Tenggara Timur (NTT ). ).

Korban TIP sebanyak 18 orang berasal dari sembilan kabupaten/kota di NTT.

“Ada 9 tim kabupaten yang dibagikan ke tim, cari datanya lalu masukkan (untuk evaluasi). Kalau KK (Kartu Keluarga) tidak lengkap, data kependudukannya tidak lengkap, minta masuk ke daerah. turun,” kata Risma Sentra. Efata, Kupang, NTT, pada Kamis (8/8/2024).

Ia meminta jajarannya menyebar ke sembilan lingkungan tempat tinggal korban dan melakukan penilaian.

Baca juga: Berdayakan Korban TIP, Mensos Risma Ceritakan Perjuangan Sebagai Wali Kota Surabaya

Korban harus dinilai untuk mengidentifikasi masalah dan solusi yang mereka butuhkan.

Lalu kita lihat di lingkungan sekitar, kebutuhan rumah masing-masing, jadi satu orang, kalau tiga RW, maka selain memindai lingkungan, harus melayani tiga orang, tiga keluarga, ”ujarnya.

Kemensos juga mendalami pengaduan para korban untuk mengetahui alasan penahanan mereka oleh TIP.

“Kalau begitu kita masuki lebih dalam lagi, mungkin banyak yang belum mau bercerita,” kata Risma.

Baca juga: LPSK terima permohonan perlindungan 1.297 kasus IT dalam satu tahun

Kepala Dinas Sosial (Cadinsos) Kabupaten Kupang Sariaskus Paulus Liu secara terpisah mengatakan permasalahan utama yang dihadapi para korban adalah faktor ekonomi.

Menurut dia, para korban yang sebagian besar adalah perempuan, tergiur dengan gaji yang tinggi dan bertekad mencari pekerjaan di luar negeri melalui jalur tidak resmi.

“Yang saya dengar tadi di sana ada masalah ekonomi, banyak utang, lalu ada juga masalah ekonomi, tentu karena kemiskinan,” imbuhnya.

Menurut Paulus, Kemensos tidak hanya memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak TPPO.

Baca juga: Ribuan WNI Jadi Korban TIP di Luar Negeri, Terpaksa Penipuan Online

Mereka tentunya akan diberikan pelatihan dan bimbingan untuk mengembangkan usaha tertentu untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.

Oleh karena itu menurut saya perlu ada pembinaan dan pendampingan bagaimana membangun kapasitas manusia, bukan sekadar memberikan modal atau peralatan usaha, kata Paulus.

“Misalnya kalau kita menjalankan bisnis, apapun bisnis yang kita jalankan, pasarnya harus siap. Manajemennya juga harus siap, dan banyak hal yang bisa membantu mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan dan permasalahan sosial. Betul,” sambungnya. . dengarkan pilihan kami langsung dari ponsel Anda Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzj13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top